HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tokoh senior Partai Golkar, Jusuf Kalla menyayangkan keributan yang terjadi di internal Partai Golkar saat ini hingga muncul desakan pencopotan Airlangga Hartarto.
Jusuf Kalla pada Senin (31/7) menyampaikan, Partai Golkar terlalu disetir oleh penguasa termasuk dalam menentukan koalisi. Sehingga, sebenarnya saat ini sebenarnya tidak perlu dilakukan evaluasi atas melorotnya suara Partai Golkar saat on.
“Ya mau apalagi, evaluasi apalagi. Karena Golkarnya sendiri agak telat sebenarnya mencari atau sangat tergantung kepada penguasa untuk menentukan koalisi-koalisinya,” kata Jusuf Kalla dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (1/8).
Jusuf Kalla juga menyalahkan sejumlah partai politik lain yang sangat bergantung dengan penguasa tanpa berani mengambil sikap sendiri.
Dengan situasi seperti itu, Jusuf Kalla pun mengkhawatirkan itu akan mempengaruhi nilai demokrasi di Indonesia apabila akhirnya penguasa terlalu turut campur.
“Ya, semua partailah tidak mandiri dalam penentuannya. Secara demokratis bahaya kalau gini terus. Partai sendiri tidak mandiri,” ujarnya.
“Apabila partai diganggu lagi, makin kacau negeri ini,” sambungnya.
Jusuf Kalla kemudian mendorong agar Partai Golkar bisa mandiri di waktu yang tersisa menjelang Pemilu 2024. Sehingga, tidak perlu dilakukan Munaslub untuk mengganti Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum.
“Sangat tidak setuju Munaslub karena itu akan menurunkan marwahnya Golkar,” tutupnya.
Bencana banjir melanda ribuan pemukiman warga yang ada di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
MAKASSAR - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar tegaskan sudah menindak…
PDIP tidak bisa banyak berdalih perihal peran mereka yang disebut sebagai inisiator dalam pengesahan Undang-Undang…
Bencana banjir dan longsor melanda pemukiman warga yang adadi Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan sejak…
Keluarga Irfan dan Jennifer Bachdim menyambut bulan Desember dengan penuh ceria dan semangat natal yang…
Video mesum sepasang sejoli beredar dan tengah jadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat di Sulawesi Selatan.