BerandaOtoteknoOtomotifPakai BBM Untuk Kendaraan Harus Sesuai RON yang Diajurkan

Pakai BBM Untuk Kendaraan Harus Sesuai RON yang Diajurkan

HOLOPIS.COM, JAKARTA – BBM yang ada di pasaran saat ini memiliki RON (Research Octane Number) yang berbeda, salah satu yang terbaru yakni Pertamax Green yang memiliki RON 95.

Selain itu ada Pertalite dengan RON 90, Pertamax dengan RON 92, dan Pertamax Turbo yang memiliki RON 98.

Menurut Assistant Manager Technical Training EMI (Eurokars Motor Indonesia), Ardhie Nurhamzah penggunan bahan bakar harus disesuaikan dengan nilai kompresi mesin. Jika tidak sesuai, maka bisa mengakibatkan penumpukan karbon di ruang pembakaran.

“Yang paling ideal adalah (melihat) nilai RON dengan nilai kompresi mesin. Kalau nilai kompresi terlalu rendah, dikasih bahan bakar (oktan) tinggi berarti kan efeknya nanti penumpukan karbon,” kata Ardhie kepada wartawan, Rabu (26/7) seperti dikutip Holopis.com.

Penerbit Iklan Google Adsense

Contohnya, untuk kompresi mesin 9:1 hingga 10:1, maka bahan bakar yang cocok adalah Pertalite. Kemudian, untuk rasio kompresi mesin lebih tinggi yaitu antara 10:1 hingga 11:1 wajib menggunakan Pertamax.

Sedangkan untuk rasio kompresi mesin yang tingginya hingga 13:1, maka cocoknya pakai Pertamax Turbo. Sementara untuk Pertamax Green 95, direkomendasikan digunakan untuk mobil-mobil dengan rasio kompresi mesin 11:1 hingga 12:1.

Efek penggunaan BBM yang tidak sesuai dengan rasio kompresi mesin, misalnya rasio kompresi 9:1 atau 10:1 yang diisi dengan Pertamax Green 95 berpotensi timbul fuel dilution.

Hal tersebut terjadi, karena timing pengapian tidak tepat sehingga proses pembakaran tidak sempurna.

Fuel dilution adalah kondisi di mana BBM dari ruang bakar masuk ke dalam crankcase dan bercampur dengan oli mesin, sehingga akan mengurangi performa oli mesin.

Maka dari itu, isi tangki mobil Anda dengan bahan bakar sesuai rasio kompresi mesin. Jika tepat, maka hasilnya akan bagus.

“Kalau nilai RON-nya tinggi, terus kompresi mesinnya tinggi, berarti kan bakal terjadi proses pembakaran yang sempurna di mesin, efeknya emisi akan turun,” jelasnya.

Sebaliknya, jika mobil itu memiliki rasio kompresi mesin sangat tinggi yakni 13:1 di mana seharusnya diisi Pertamax Turbo, tapi kemudian malah diberi Pertamax Green 95, maka berpotensi menimbulkan knocking.

Secara umum knocking adalah istilah yang digunakan pada saat muncul bunyi seperti ketukan pada mesin. Penyakit ini terjadi karena kendaraan diisi dengan bahan bakar beroktan lebih rendah dari yang direkomendasikan.

“Efek kalau terjadi knocking (di mesin mobil), bisa merusak piston termasuk ruang bakar,” pungkas Ardhie.

Temukan kami juga di Google News

Baca Juga :

BERITA LAINNYA

Motor Listrik Yamaha EMF Terbaru Diluncurkan, Punya Daya Tempuh 65 Km

Motor listrik Yamaha EMF 2024 resmi diluncurkan, dengan warna spesial terbaru berupa penambahan aksen livery berwarna oranye di beberapa titik.

Yamaha Nmax Generasi Terbaru Punya Sensasi Rasa Turbo

Yamaha meluncurkan motor Nmax Turbo, yang jadi generasi terbaru dari model yang sebelumnya. All New Yamaha Nmax Turbo, punya perubahan tampilan hingga teknologi.

Mobil Listrik Paling Laris Bulan Mei 2024 Terjual 755 Unit

Mobil listrik mulai banyak yang merambah di Indonesia, ada banyak produsen yang berlomba memasarkan produknya. Chery Omoda E5, jadi mobil paling laris selama bulan Mei 2024.

IIMS Surabaya 2024 Sukses dengan Catatan Transaksi Rp 247 Miliar

HOLOPIS.COM, JAKARTA - IIMS Surabaya 2024 (Indonesia International Motor Show) yang berlangsung pada 29 Mei hingga 2 Juni 2024 di Grand City Convex, Surabaya,...

Rawat Aki Motor Biar Tetap Ngacir, Begini Tipsnya

Aki Motor jadi bagian penting pada kelistrikan kendaraan bermotor yang harus dirawat, sehingga bisa menghidupkan kendaraan melalui starter.

Begini Tampang Motor Gaya Retro Kawasaki W175 Series yang Baru Diluncurkan PT KMI

PT KMI (Kawasaki Motor Indonesia) menghadirkan, model terbaru untuk motor klasik Kawasaki W175 series.
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024 - 2029
Sudaryono

HOLOPIS FEEDS