HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menegah (Menkop UKM), Teten Masduki memberikan pendapatnya terkait platform TikTok cs yang disebut-sebut akan membuat dunia bisnis baru, dengan menciptakan produknya sendiri.
Menurutnya, platform media sosial semacam TikTok yang menyediakan layanan penjualan di dalamnya tidak boleh menjual produknya sendiri, apalagi menjadi produsen.
“Mereka nggak boleh punya brand atau menjual produk-produk dari afiliasi bisnisnya,” kata Teten dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (27/7).
Hal tersebut disampaikan Teten tentu bukan tanpa alasan. Teten berpandangan, jika platform digital menjual produknya sendiri bisa, maka akan mengganggu proses bisnis yang ada di dalamnya.
“Kalau mereka jualan juga, algoritma mereka akan mengarahkan kepada produk-produk mereka sehingga konsumen di pasar digital hanya akan membeli produk-produk dari afiliasi bisnisnya mereka,” jelas Teten.
Lebih lanjut, Teten pun turut memberikan perkembangan isu terkait project S TikTok yang belakangan ini menjadi pusat perhatian publik. Dia mengatakan, pihaknya di Kemenkop UKM telah bertemu dengan pihak TikTok Indonesia untuk membicarakan terkait hal tersebut.
Dari hasil pembicaraan itu, Teten mengungkapkan bahwa pihak TikTok berjanji untuk tidak menjalankan project S tersebut di Indonesia.
“Kemarin kita sudah meeting dengan TikTok, mereka janji Project S nggak akan dilakukan di Indonesia,” kata Teten.
Project S milik TikTok memang sedang menjadi sorotan. Pasalnya hal itu memungkinkan perluasan produk China di suatu negara yang diyakini bakal mengancam keberadaan UMKM di suatu negara.
Menurut Teten, TikTok dalam masa uji cobanya mulai menjajakan produk-produknya di dalam platform yang selama ini disediakan khusus bagi para pedagang di negara tersebut.
Tidak hanya menjajakan, TikTok juga mulai mengiklankan produknya, dengan cara disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
“Saya melihatnya seperti Project S TikTok di Inggris dan di beberapa negara lain itu kan sangat memukul produk lokal, kecanggihan teknologi algoritma mereka,” tuturnya.