HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia ikut berkomentar perihal fenomena imigrasi yang terjadi belakangan ini, dimana banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang berpindah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Singapura.
Bahlil pun mengaku kecewa dan mempertanyakan rasa nasionalisme mereka. Sebab menurutnya, kemerdekaan yang diraih Indonesia saat ini merupakan hasil dari berbagai perjuangan yang tidak mudah dilakukan.
“Kalau teman-teman berpikir untuk pindah ke luar negeri, apa saya malah meragukan nasionalisme kalian. Kita merebut kemerdekaan ini lewat perjuangan,” tegas Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (21/7) yang dikutip Holopis.com.
“Orang tua kita, kakek nenek kita, keturunan kita dalam merebut kemerdekaan ini banyak diperkosa. Banyak dibunuh. Banyak disuruh kerja rodi. Tujuannya adalah menjadi lebih baik,” lanjut Bahlil.
Bahlil lantas mengaku bahwa ia ikut sedih melihat fenomena tersebut. Ia berpendapat, bahwa kemajuan bangsa adalah tanggung jawab semua pihak.
“Saya sebagai anak dari pelosok ujung timur Indonesia sedih aja melihat begitu. Jangan hanya kita mau senang sendiri terus meninggalkan negara,” tandasnya.
Meskipun demikian, Bahlil mengaku tetap menghargai keputusan mereka. Dirinya berharap WNI yang berpindah kewarganegaraan bisa kembali sadar.
“Kita doakan mudah mudahan mereka sadar 10 tahun balik lagi ke Indonesia ya wallahualam,” ucapnya.
Sebagaimana diberitakan Holopis.com sebelumnya, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mencatat sebanyak 1.000 WNI yang merupakan mahasiswa RI pindah menjadi warga negara Singapura setiap tahun.
Rata-rata dari mereka yang berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara tetangga itu berusia antara 25 sampai 35 tahun. Dengan kata lain, mereka yang berpindah kewarganegaraan merupakan kelompok usia produktif.