HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti jalannya demokrasi di Indonesia yang selama ini bergantung pada modal yang dimiliki, atau isi tas.
Dia pun berpendapat, bahwa pesta demokrasi atau yang dikenal dengan Pemilihan Umum (Pemilu), hanya menjadi ajang bagi para calon pemimpin yang mempunyai modal saja.
“Demokrasi kita tidak didesain untuk memilih pemimpin terbaik tapi menjadi kontestasi isi tas,” kata AHY dalam Forum Leadership Fisipol UGM, Kamis (19/7) yang dikutip Holopis.com.
Akibatnya, pemimpin di Indonesia bukan didominasi oleh mereka yang benar-benar memiliki kapasitas mumpuni. Menurut AHY, pemimpin di Indonesia justru didominasi oleh para calon pemimpin yang bisa ‘membeli’ suara di Pemilu.
Dia pun berharap pada Pemilu 2024, yang hari pemungutan suaranya kurang dari tujuh bulan lagi, menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.
“Kita berharap ke depan kita bisa membangun SDM dari calon pemimpin kita bukan yang punya isi tas, tapi memilih yang memiliki kapasitas. Jangan sampai putra-putra terbaik gugur duluan karena tidak bisa membeli suara,” tuturnya.
AHY menegaskan, bahwa demokrasi merupakan syarat penting bagi suatu negara, khususnya negara berkembang untuk naik kelas menjadi negara maju.
“Demokrasi ini bukan hanya menjadi buzz word, tetapi yang benar-benar harus bisa menjamin apakah Indonesia bisa semakin maju negaranya dan bisa semakin sejahtera rakyatnya,” ucapnya.
Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu pun mengajak para generasi muda untuk lebih berani lagi dalam bersuara. Sebab menurutnya, kebebasan bersuara merupakan nafas dari demokrasi itu sendiri.
“Demokrasi harus diselamatkan, dan itu semua membutuhkan keberanian kita semua, khususnya generasi muda untuk speak out dan stand out,” pungkas AHY.