HOLOPIS.COM, BANTUL – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati meminta seluruh nelayan di Indonesia untuk memanfaatkan layanan informasi yang telah disediakan pihaknya dalam menjalankan aktivitas melaut dan menangkap ikan.
Adapun layanan informasi tersebut yakni Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS), yang merupakan sistem informasi cuaca maritim interaktif. Nelayan juga bisa memanfaatkan layanan informasi yang tersedia di aplikasi InfoBMKG.
Dwikorita menuturkan, informasi dari BMKG penting untuk diketahui para nelayan, karena informasi kondisi cuaca misalnya akan sangat berpengaruh terhadap keselamatan selama melaut, serta terhadap hasil tangkapan ikan nantinya.
“Kondisi cuaca sedikit banyaknya akan memberikan pengaruh terhadap hasil tangkapan ikan dari para nelayan, apalagi kondisi cuaca ekstrem yang berpotensi membahayakan keselamatan nelayan yang tengah melaut,” ujarnya dalam ketetangan tertulis yang dikutip Holopis.com, Kamis (20/7).
Dwikorita mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi beberapa tahun belakangan ini membuat kondisi cuaca sering berubah-ubah, sehingga sulit untuk hanya mengandalkan tanda-tanda dari alam.
Dia menegaskan, layanan informasi dari BMKG dapat membantu para nelayan untuk mengetahui kondisi cuaca yang akan terjadi secara lengkap.
“Informasi yang dihadirkan (pada aplikasi InfoBMKG) cukup lengkap. Mulai dari prakiraan cuaca tiga harian, tujuh harian, termasuk perkiraan angin, arah kecepatannya, perkiraan arus, gelombang tinggi atau tidaknya, hingga kondisi aktual hujan atau tidak,” tutur Dwikorita.
“Di INA-WIS, memungkinkan untuk mengetahui informasi maritim selama sepuluh hari ke depan dan daerah tangkapan ikan,” tambahnya.
Dengan adanya layanan informasi tersebut, diharapkan dapat membantu para nelayan untuk memutuskan apakah akan melaut atau tidak, termasuk juga mempersiapkan kebutuhan apa saja ketika mendapati adanya perubahan cuaca.
“Jadi jangan nekat melaut saat mengetahui kondisi cuaca buruk. Tidak hanya akan kesulitan mencari ikan, namun juga membahayakan keselamatan dan berisiko mengalami kecelakaan laut,” tukas Dwikorita.