Ditegaskan Hari, Polisi RW bisa efektif tentu harus mampu melibatkan publik. Sebab, tantangan terbesar bangsa ini adalah pecah belah dan polarisasi.
“Jangan lagi ada politik polarisasi di masyarakat dengan cara-cara tidak manusiawi,” katanya.
Sementara itu, aktivis 98 Yogyakarta, Roy Ferdinan Martin Sitorus mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam terbosan program Polisi RW.
“Kita bersyukur mengapresiai Kapolri yang menghasilkan Polisi RW ini. Ini terobosan sebagai alat untuk memastikan kedamaian pemilu,” ujar Roy.
Ditegaskannya, model Polisi RW tersebut banyak diterapkan di banyak negara. Memang, program ini langsung masuk ke tengah-tengah masyarakat sehingga langsung bekerja secara efisien.
“Polisi RW ini harus tetap didukung dari sisi anggaran dan teknologi. Tentu harus didukung pemerintah. Polisi RW juga harus diimbangi kompetensi dan intergritas yang diimbangi teknologi juga,” katanya.
Menurut Roy, tantangan terbesar saat ini adalah polarisasi, identintas dan pihaknya mengajak untuk hadapi bersama-sama dan tidak berhenti di Polisi RW.
“Kita harus dukung tentu tantangan ini akan semakin berat di berikutnya. Pemilu kan tidak berhenti di 2024 saja. Kita sama-sama menyaring hoaks minimal dari kita sendiri. Berita yang ke kecil negatif itu bisa kemana-mana dan jadi besar,” pungkasnya.