HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memamerkan kinerja perekonomian Indonesia dihadapan para Menteri Keuangan (Menkeu) dan Bank Sentral negara maju yang turut tergabung dalam forum G20.
Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran 5 persen jauh lebih baik dari beberapa negara, terlebih pertumbuhan ekonomi ini terus terjaga selama enam kuartal secara berturut-turut.
Hal itu disampaikannya dalam sesi pertama Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di India, Senin (17/7) kemarin.
“Indonesia tetap tangguh di tengah guncangan ekonomi global,” kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Selasa (18/7).
Sri Mulyani mengatakan, kombinasi antara kebijakan fiskal dan moneter menjadi kunci penting untuk mencapai hal tersebut, salah satunya yakni melalui disiplin terhadap konsolidasi fiskal setelah pandemi lalu.
Pada sesi pertama, Menkeu juga membahas prioritas Indonesia dalam hal Mekanisme Transisi Energi Indonesia (ETM) dan juga Pandemic Fund yang merupakan inisiatif dari Presidensi G20 Indonesia tahun lalu.
“Isu ini juga terus kita suarakan dalam berbagai forum multilateral seperti @g20org dan @asean”, jelasnya.
Selaras dengan sesi pertama, di sesi kedua Sri Mulyani juga membahas mengenai mekanisme pembiayaan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui Energy Transition Mechanism (ETM).
“Indonesia sendiri tahun lalu sudah meluncurkan ETM Country Platform yang saat ini telah menerima pendanaan sebesar US$500 juta untuk mempercepat penutupan dua proyek pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 1,6 Giga Watt”, kata Menkeu.
Terakhir, Menteri Keuangan juga membahas mengenai agenda Presidensi G20 India, yaitu Financing Cities of Tomorrow. Sri Mulyani mengatakan, bahwa Indonesia sangat mendukung dan mengapresiasi inisiatif ini, khususnya pada acara dialog infrastruktur.
“Sangat penting bagi kita untuk bisa terus membangun dunia, namun di saat yang bersamaan juga tetap menjaga bumi tempat kita tinggal”, pungkasnya.