Advertisement
Categories: Ekobiz

Luhut Binsar Berencana Impor 50 Ribu Sapi dari Afrika Selatan

Advertisement

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan pertemuan dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa untuk membahas sejumlah kesepakatan.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan, Selasa (11/7), Luhut berencana melakukan impor puluhan ribu ekor sapi dan kedelai dari negara tersebut.

“Pertemuan ini memberikan platform untuk diskusi yang produktif, dengan kedua belah pihak berharap akan dilakukan penandatanganan kesepakatan mengenai impor sapi dan kedelai,” kata Luhut dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (13/7).

Perjanjian tersebut pun dikebut oleh Luhut dengan harapan bisa diselesaikan dan ditandatangani menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo saat KTT BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) pada Agustus 2023 mendatang.

Luhut mengatasnamakan impor 50 ribu ekor sapi dan 300.000 ton kedelai dari Afrika Selatan, itu untuk tujuan memperkuat dan memperluas perdagangan bilateral di sektor pertanian.

Padahal, Indonesia saat ini mengimpor sapi senilai lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dan kedelai senilai lebih dari 2 miliar dolar AS setiap tahun.

Dalam kunjungan tersebut, juga telah dilakukan pembicaraan antara Pertamina dengan mitra bisnis dari Afrika Selatan mengenai peluang pasokan listrik ke Afrika Selatan menggunakan gas dari kontraksi Indonesia di Mozambik.

Selanjutnya, Kemenko Marves telah bekerja sama erat dengan pengusaha Pan Afrika terkemuka Robert Gumede dari Guma Group, untuk meningkatkan hubungan bisnis antara BUMN Indonesia, perusahaan Indonesia di Afrika Selatan, dan negara-negara Afrika lain di mana perusahaan itu beroperasi.

Salah satu proyek bersama yang penting melibatkan penambangan mineral kritis untuk kendaraan listrik (EV), perdagangan B2B, keamanan energi, minyak dan gas, serta perubahan iklim.

Luhut menyebut kunjungan ke Afrika Selatan bukan sekadar kunjungan kerja, namun memiliki makna simbolis yang mencerminkan Semangat Bandung Tahun 1955 yang berkontribusi pada dekolonisasi Afrika Selatan.

“Hal ini, ditambah dengan niat untuk berbagi pengalaman kami dalam pengolahan mineral dan visi kami untuk menciptakan ekosistem industri yang kompetitif untuk baterai lithium dan kendaraan listrik, menekankan komitmen kami terhadap masa depan yang cerah dalam kerja sama ekonomi yang kuat dan pertumbuhan saling menguntungkan,” pungkasnya.

Share
Published by
Ronald Steven

Recent Posts

Kunci Gitar Cosmic Love – Florence + The Machine Chord

JAKARTA - Florence + The Machine, band indie rock dari Inggris, kembali memikat pendengar dengan…

15 menit ago

Liverpool Buru Kemenangan di Boxing Day Liga Inggris

Liverpool dijadwalkan tanding melawan Leicester City di Boxing Day Liga Inggris. The Reds pun bertekad…

30 menit ago

America Ferrera Dukung Blake Lively dalam kasus Dugaan Pelecehan oleh Justin Baldoni

Aktris Amerika Serikat, America Ferrera memberikan dukungannya terhadap sahabatnya, Blake Lively terkait kasus dugaan pelecehan…

45 menit ago

Berstatus Tersangka, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Dicekal

JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto dan orang kepercayaannya Donny Tri…

60 menit ago

Enzo Maresca Nilai Chelsea Belum Layak Disebut Calon Juara

JAKARTA - Chelsea ada di jalur yang positif dan secara tidak langsung masuk dalam perburuan…

1 jam ago

Kemenhub Berangkatkan Bus Mudik Gratis Nataru 2024/2024

JAKARTA – Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) secara resmi melepas keberangkatan perjalanan mudik gratis…

1 jam ago