HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sebanyak 300.000 kucing, baik liar maupun peliharaan dilaporkan mati akibat peritonis menular kucing (feline infectious peritonitis/FIP), salah satu jenis virus corona di Siprus, negara dimana terdapat bukti paling awal domestikasi hewan tersebut.
“Dokter hewan setempat telah melaporkan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kasus FIP, yang dimulai di ibu kota Nicosia pada bulan Januari dan menyebar ke seluruh pulau dalam waktu tiga hingga empat bulan,” ucap Dr Demetris Epaminondas, wakil presiden Asosiasi Dokter Hewan Pancyprian, seperti dikutip Holopis.com dari The Telegraph, Kamis (13/7).
Demetris mengatakan gejala yang dapat terlihat pada kucing yang terinfeksi FIP adalah demam, lemas, dan juga pembengkakan pada perut. Virus ini umumnya menyerang anak dan kucing muda.
Prof Danièlle Gunn-Moore, seorang spesialis kedokteran kucing di University of Edinburgh, mengatakan bahwa wabah FIP sebesar ini belum pernah terlihat ataupun dilaporkan dalam sejarah.
Danielle menambahkan, dengan meningkatnya laporan tentang kucing mati yang tergeletak di jalanan ini bisa jadi merupakan jenis FIP baru yang lebih mematikan dan tes sedang dilakukan untuk menentukan jenis ini. Ia pun menekankan bahwa tidak ada kucing yang diizinkan meninggalkan negara tanpa adanya hasil tes negatif virus FIP.
“Sudah ada beberapa bukti, meskipun bersifat anekdot, bahwa (wabah virus FIP) itu mungkin sudah ada di Turki, Lebanon, dan berpotensi di Israel. Jika virus ini sampai ke Inggris, bisa menyebabkan banyak kucing mati. Itu akan sangat menyedihkan. Kita harus menanggapi ini dengan serius,” ujar Danièlle.
Dalam hal ini juga, Dinos Ayiomamitis, kepala Cats PAWS Cyprus dan wakil presiden Cyprus Voice for Animals mengatakan bahwa mereka telah kehilangan 300.000 kucing akibat wabah virus FIP sejak Januari.
Siprus dikenal sebagai ‘pulau kucing’ karena memiliki bukti paling awal tentang domestikasi hewan tersebut 9.500 tahun yang lalu dan diperkirakan populasi kucing di pulau tersebut sama dengan, atau bahkan melebihi, populasi manusia sekitar satu juta.
Sebagai informasi tambahan, kabarnya tragedy kucing mati seperti ini dilaporkan telah terjadi juga di Indonesia.
Menurut kabar yang dimuat dalam unggahan Instagram @net2netnews, sekitar 21 kucing mati dalam kurun waktu 2 minggu terakhir di Sunter Agung, Jakarta Utara.
Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut apa penyebab kucing mati mendadak di Jakarta tersebut.
Lantas, apakah kasus ini mirip dengan di Siprus?