HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hari Koperasi Nasional diperingati pada tanggal 12 Juli setiap tahunnya. Terdapat sejarah di balik pemilihan tanggal 12 sebagai hari peringatan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan itu.
Mengutip laman resmi Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Rabu (12/7), cikal bakal peringatan Hari Koperasi Nasional bermula saat gerakan koperasi mengadakan kongres koperasi untuk pertama kalinya di Tasikmalaya, Jawa Barat pada 12 Juli 1947 silam.
Sejarah Hari Koperasi Indonesia
Adapun hadirnya koperasi di Indonesia berawal pada tanggal 16 Desember 1886. Saat itu, Patih R.Aria Wiria Atmaja seorang Pamong Praja di Purwokerto mendirikan Hulp en Spaarbank, sebuah organisasi yang bertujuan untuk menolong para pegawai yang kian menderita akibat meminjam uang, namun dibebankan bunga yang sangat tinggi.
Upaya tersebut didukung penuh oleh kalangan pejabat pemerintahan kolonial. Sejak saat itulah, koperasi mulai aktif dioperasikan dan menjadi bagian dari pelaksanaan politik etis.
Setelah 22 tahun berjalan, tepatnya pada tahun 1908, perkembangan koperasi sebagai gerakan rakyat mulai muncul. Gerakan tersebut dimotori oleh Boedi Oetomo dan ditandai dengan pendirian koperasi rumah tangga.
Pada tahun 1913, kehidupan berkoperasi di kalangan pedagang dan pengusaha tekstil bumi putra dibangkitkan oleh Syarikat Dagang Islam.
Sementara itu, pada tahun 1927 kelompok Studie Club (Persatuan Bangsa Indonesia) memelopori kegiatan gerakan koperasi sebagai wahana pendidikan ekonomi dan nasionalisme kebangsaan.
Berbagai gerakan koperasi yang terpencar itu akhirnya berhasil dipersatukan setelah Indonesia merdeka. Tepatnya pada tanggal 12 Juli 1947, gerakan koperasi menggelar Kongres Koperasi Indonesia pertama di Tasikmalaya.
Tanggal pelaksanaan kongres pertama itulah yang kemudian ditetapkan sebagai tanggal peringatan Hari Koperasi Indonesia sampai sekarang.
Tema Hari Koperasi Indonesia 2023
Adapun pada tahun 2023 ini, tema Hari Koperasi Indonesia yang ke-76 mengusung tema ‘Membangun Koperasi Berbasis Kearifan Lokal Menuju Ekonomi Gotong Royong yang Mandiri, Modern, dan Berdigital’.