HOLOPIS.COM, JAKARTA – Lembaga Pemeringkat S&P mempertahankan peringkat atau rating kredit Indonesia pada posisi BBB, dengan outlook yang terbilang stabil. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklaim, capaian tersebut merupakan cerminan dari kesuksesan Indonesia dalam mencapai konsolidasi fiskal.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Suminto mengatakan, bertahannya rating kredit Indonesia didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang solid dan kebijakan yang terkalibrasi dengan baik, serta pertumbuhan ekonomi dan kondisi eksternal yang stabil, seiring dengan pemulihan pasca pandemi Covid-19.
“S&P melihat adanya perbaikan yang signifikan dalam kondisi fiskal Indonesia. Hal ini didorong oleh beberapa faktor positif, termasuk kenaikan harga komoditas yang menguntungkan, kondisi ekonomi domestik yang semakin membaik, serta komitmen yang kuat terhadap pelaksanaan kebijakan fiskal yang berkelanjutan,” ujar Suminto dalam keterangan resminya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (8/7).
Dia menuturkan, perbaikan defisit fiskal Indonesia berdampak positif pada rasio utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal itu menunjukkan kredibilitas dan kestabilan ekonomi Indonesia.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan riil PDB Indonesia pada tahun 2022 berada pada level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir yakni mencapai 5,3 persen. Keberhasilan ini merupakan hasil dari peningkatan permintaan luar negeri terhadap komoditas utama, serta upaya dalam mengembangkan perekonomian domestik.
Suminto mengatakan, Indonesia masih menemui sejumlah tantangan dalam menuju peningkatan peringkat Indonesia, seperti masih terbatasnya basis penerimaan negara.
Meski begitu, Kemenkeu meyakini dengan perbaikan kebijakan fiskal dan reformasi struktural berkelanjutan yang dijalankan pemerintah, dapat meningkatkan basis penerimaan negara. Sehingga mampu mendorong peringkat kredit Indonesia di masa yang akan datang.
Lebih lanjut, Suminto menjelaskan, pemerintah Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap stabilitas politik dan kebijakan, terlebih menjelang Pemilu 2024.
Dia meyakini, situasi politik dan kebijakan di Indonesia yang tetap stabil, akan menunjukkan kedewasaan demokrasi dan komitmen pemerintah terhadap stabilitas nasional.
“Pemerintah akan tetap waspada terhadap risiko global dan mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent dan berkelanjutan. Pemerintah juga terus berkomitmen untuk melindungi daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, dan menjaga momentum pemulihan ekonomi,” tukasnya.