HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Australia pada Selasa (4/7) lalu, membuahkan hasil manis. Hal itu sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Dia mengatakan, hasil dari pertemuan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Anthony Albanese menghasilkan komitmen Australia untuk mengekspor 60 ribu ton lithium ke Indonesia.
Dikatakan Luhut, lithium dari Australia itu nantinya akan diproses menjadi baterai kendaraan listrik di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah.
“Mereka (Australia) sepakat, bahwa 60.000 ton lithium mereka yang diekspor ke Indonesia juga diproses di Morowali. Jadi kita punya lithium sekarang,” ungkap Luhut dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan yang dikutip Holopis.com, Sabtu (8/7).
Namun Luhut nampaknya masih belum puas dengan jumlah tersebut, sehingga ia meminta Australia untuk menambah ekspor lithium sebanyak 60.000 ton.
Apabila Australia bersedia mengekspor lithium dengan jumlah tersebut, Luhut menjanjikan Australia untuk bisa berpartisipasi ke dalam pengembangan hilirisasi mineral di Morowali.
“Tapi saya bilang boleh nggak tambah 60.000 ton lagi? Nah di mana mereka nanti bisa ikut participate di dalam project itu. Jadi sehingga itu kita lakukan jointly dan mereka setuju dengan itu,” sebut Luhut.
Adapun keuntungan bisa didapatkan Australia apabila mengolah sumber daya lithium-nya di Indonesia adalah biaya produksi yang lebih murah, karena ekosistem mobil listrik sedang dikebut di Indonesia.
“Itu saya kira satu hal, dan cost di Australia kan bisa 4 kali lebih mahal dari kita, kalau membuat processing mobil listrik misalnya A to A. Jadi kalau di Indonesia cost-nya pasti lebih turun,” ujar Luhut.