HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum melontarkan kalimat sindiran yang diduga ditujukan kepada Ketua Majelis Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sistem Pemilu 2024.

Dengan adanya putusan tersebut, Anas berpandangan bahwa tudingan SBY terhadap MK dalam memutus perkara yang erat kaitannya dengan sistem demokrasi di Tanah Air tidak terbukti.

“Inilah urgensi mengapa dulu saya bilang : tunggu sampai MK membacakan putusannya. Faktanya : dalam hal permohonan terkait sistem pemilu, terbukti MK memegang ‘disiplin wilayah’ dan ‘tertib berpikir’. Tidak seperti yang dipergunjingkan oleh aliran bocor-bocor dan golongan peramal atau perdukunan,” cuit Anas melalui akun Twitternya @anasurbaningrum, yang dikutip Holopis.com, Jumat (16/6).

Sebagaimana diketahui, SBY sebelumnya ikut berkomentar melalui cuitan di akun Twitter pribadinya terkait isu bocoran putusan MK yang akan mengembalikan sistem Pemilu menjadi proporsional tertutup, sebagaimana disampaikan oleh Denny Indrayana.

Dalam merespon isu tersebut, SBY mempertanyakan kepada MK terkait urgensi mengganti sistem Pemilu, dari proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup alias coblos partai.

“Pertanyaan pertama kepada MK, apakah ada kegentingan dan kedaruratan sehingga sistem pemilu diganti ketika proses pemilu sudah dimulai?” tulis SBY dalam akun Twitternya @SBYudhoyono beberapa waktu lalu.

SBY kemudian mengingatkan, bahwa pergantian sistem Pemilu 2024 yang tahapannya sudah dimulai akan menimbulkan ‘chaos’ politik.

“Ingat, DCS (Daftar Caleg Sementara) baru saja diserahkan kpd KPU. Pergantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menimbulkan ‘chaos’ politik,” sambungnya.

Cuitan itu pun direspon oleh mantan anak buahnya, Anas Urbaningrum. Anas melalui kolom komentar mengimbau SBY untuk bersabar menunggu MK membacakan putusannya secara resmi.

“Lebih baik Pak SBY tidak bicara ‘chaos’ terkait dengan pergantian sistem pemilu di tengah jalan. Tidak elok bikin kecemasan dan kegaduhan. Cukuplah bicara dalam konteks setuju atau tidak. Itu perihal perbedaan pendapat yang biasa saja,” cuit Anas menanggapi pernyataan SBY.