Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati mengakui, bahwa indeks performa logistik atau logistic performance index (LPI) Indonesia masih kalah dari negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, serta negara berkembang lainnya.

“Logistic index kita, serta dari sisi cost of logistic di Indonesia, masih kalah kompetitif dibandingkan dengan negara-negara ASEAN atau negara-negara emerging yang lain,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya, Jumat (9/6) yang dikutip Holopis.com.

Sri Mulyani mengatakan, bahwa saat negara-negara mencatatkan kenaikan indeks, LPI Indonesia justru mengalami penurunan.

Berdasarkan laporan, LPI Indonesia menempati peringkat ke-63 dari total 139 negara yang dikaji. Kedudukan Indonesia saat ini berada di bawah negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Vietnam.

Menurut Ani, sapaan akrabnya, penurunan peringkat LPI Indonesia disebabkan oleh penurunan 4 indikator penghitungan LPI, meskipun terdapat 2 indikator yang masih mencatatkan kenaikan.

Adapun 4 indikator yang menurun tersebut diantaranya, yakni international shipments, logistics competence and quality, timelines, dan tracking & tracing. Sedangkan 2 indikator lainnya yang mengalami kenaikan, yakni customs dan infrastructure.

Melihat fakta tersebut, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank) itu mengakui bahwa sistem logistik nasional masih perlu banyak perbaikan.

“Jadi kita memang perlu terus memperbaiki,” kata Sri Mulyani.

Namun dalam menciptakan sistem logistik nasional yang lebih kompetitif bukan hal mudah. Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari kondisi geografis Indonesia yang begitu luas dan berbentuk kepulauan.

Oleh karenanya, pemerintah berupaya untuk terus membangun infrastruktur guna memperbaiki sistem logistik nasional.

Akan tetapi, pemerataan logistik yang kompetitif masih belum terealisasikan. Hal ini tercermin dari biaya logistik di wilayah non-Jawa masih lebih tinggi dibanding dengan Jawa.

“Untuk daerah Jakarta dan sekitarnya, biaya logistik berada di kisaran angka 12 persen. Untuk wilayah Sumatera biaya logistik dikisaran 20 persen, sedangkan untuk wilayah Kalimantan dan pulau-pulau lainnya sebesar 30 persen,” ujar Sri Mulyani.