Fahri Hamzah Percaya Pemilu 2024 Aman

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Fahri Hamzah meyakini bahwa Pemilu 2024 khususnya Pilpres akan berjalan dengan aman. Tak akan ada gejolak yang terlalu menakutkan dalam kontestasi politik elektoral Indonesia lima tahunan nanti.

“Saya percaya kepada wisdom bangsa Indonesia, semua akan aman, baik-baik saja dan kita tidak perlu lagi terlalu banyak menjual rasa takut,” kata Fahri Hamzah dalam sebuah podcast di Close The Door yang dikutip Holopis.com, Sabtu (10/6).

Ia juga berharap para elite politik siapapun itu, tidak ada lagi yang menggunakan narasi-narasi ketakutan untuk berupaya mendulang simpatik dan elektabilitas. Sebab kata dia, narasi ketakutan yang diamplifikasi dalam konteks pemilu akan membuat para pemilih cenderung memilih hanya sebatas emosional, bukan rasionalitas.

“Sebab (rasa takut) itu membuat orang memilih secara tidak rasional,” ujarnya.

Dalam kontestasi elektoral nanti, eks petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengingkan jualan yang dikedepankan adalah gagasan dan ide. Tidak lagi sentimen rasial dan sejenisnya.

Pesan itu pun disampaikan Fahri sekaligus mengingatkan kepada pemerintah dan para elite penguasa, termasuk para penyelenggara pemilu agar melaksanakan agenda politik tersebut secara baik dan benar, tanpa ada kecurangan dan intervensi yang tidak perlu.

“Makanya lebih baik eh pejabat publik penyelenggara Pemilu, jaga kelakuan lo, jangan coba-coba curang, jangan macam-macam lo ya, fasilitasi perdebatan, jangan memfasilitasi sentimen, jangan memfasilitasi logistik. Dari sekarang Anda harus menyatakan kepada masyarakat ini lho track record, ini lho pikiran gitu, itu yang difasilitasi, sehingga rakyat juga cenderung ke arah sana,” tuturnya.

Menurutnya, perang gagasan dan ide akan membuat suasana demokrasi menjadi sangat baik dan sehat.

“Karena kita itu kalau bertarung karena gagasan, tidak akan ada ketersinggungan. Karena gagasan itu tidak tersinggung, itu tidak melukai manusia,” tandasnya.

Berbeda jika narasi yang dibawa adalah sentimen negatif seperti persoalan SARA (suku, ras, agama dan golongan), tentu akan membuat tensi politik semakin tidak baik.

“Tapi kalau kita mau jual sentimentil, jual yang kasar-kasar ya, jual darah, jual keturunan agama-agama, dan sebagainya, itu yang berbahaya, itu luka. Maka jangan itu yang kita jual,” pungkasnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral