Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Yayasan filantropi Dompet Dhuafa baru saja meluncurkan program kolaborasi bersama dengan The Foodhall. Program tersebut diberi nama Tebar Hewan Kurban yang digunakan untuk upaya meningkatkan kemudahan masyarakat berkurban dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dari ekonomi maupun kesehatan.

“Kolaborasi ini merupakan salah satu upaya dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat baik ekonomi hingga kesehatan, terutama dalam konsumsi daging di wilayah-wilayah minus ketersediaan daging serta upaya bersama dalam penekanan stunting, dengan meningkatkan konsumsi protein hewani bagi anak-anak di wilayah yang membutuhkan khususnya di pelosok Indonesia,” kata Direktur Mobilisasi Sumber Daya Dompet Dhuafa, Etika Setiawanti di Store The Foodhall, Grand Indonesia, Jakarta Pusat seperti dikutip Holopis.com, Minggu (11/6).

Etika mengatakan bahwa kolaborasi aksi (berkolaboraksi) dalam program Tebar Hewan Kurban tersebut bisa semakin memudahkan untuk mengajak masyarakat untuk berkurban. Caranya adalah dengan datang ke setiap kasir di 37 store The Foodhall yang tersebar di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).

“Sehingga dengan kolaboraksi The Foodhall dapat mendorong antusias masyarakat berkurban dengan mudah di Dompet Dhuafa,” ujarnya.

Diterangkan Etika, berdasarkan data IDEAS (Institute For Demographic and Poverty Studies) bulan Juni 2022, pihaknya telah mengidentifikasi bahwa pada tahun 2021 setidaknya terdapat 74,4 juta orang mustahik yang merupakan kelompok dengan konsumsi daging terendah. Oleh karena itu, ia menilai bahwa mereka semua sebenarnya adalah orang-orang yang paling berhak menerima daging kurban.

“Mustahik paling tepat menerima daging kurban ini yaitu 5,8 juta mustahik miskin ekstrem (di bawah 0,8 garis kemiskinan/GK), 12,4 juta mustahik miskin (0,8 – 1,0 GK), 16,6 juta mustahik hampir miskin (1,0-1,2 GK) dan 39,6 juta mustahik rentan miskin (1,2-1,6 GK),” jelasnya.

Lebih lanjut, Etika juga memberikan pemaparan bahwa rendahnya tingkat konsumsi daging akan berimplikasi pada buruknya kualitas asupan gizi seseorang, terutama bagi anak yang dapat menurunkan tingkat kecerdasan mereka secara permanen. Tingkat kesehatan yang rendah di masa kecil akan membawa pada status sosial ekonomi yang rendah di masa dewasa, karena jalur kesehatan seseorang banyak terbentuk di masa kecilnya. Hal tersebut mengacu pada Pedoman Angka Kecukupan Gizi dari Kemenkes (2019), konsumsi ideal untuk asupan gizi protein rata-rata di kisaran 70 gram per hari atau 2,1 kg per bulan, setara 25,2 kg per tahun.

“Melalui Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa, membantu untuk mendistribusikan daging hewan kurban dari masyarakat kota ke masyarakat di daerah pelosok. Hewan-hewan kurban yang disediakan oleh Dompet Dhuafa akan didistribusikan ke wilayah yang membutuhkan, yaitu wilayah miskin, tertinggal, dan pedalaman. Selain itu juga, wilayah di mana masyarakatnya belum pernah menikmati daging hewan kurban, serta wilayah bencana ataupun rentan konflik,” paparnya.

Semua hewan kurban yang digunakan untuk program Kurbanaval tersebut berasal dari Sentra Ternak yang terintegrasi dengan Dompet Dhuafa. Sejauh ini program kemitraan ini telah mendorong efisiensi, produktivitas dan daya saing peternak secara signifikan. Apalagi dijalankan dengan konsep low external inputs and sustainable agriculture yang mengedepankan penggunaan input lokal dan konsep zero waste yang mengedepankan penggunaan limbah pertanian untuk dimanfaatkan sebagai input produksi, telah meningkatkan keuntungan dan skala usaha, serta meningkatkan kapasitas peternak rakyat ke pasar ternak reguler.

“Dengan kelembagaan ekonomi lokal yang kuat, koperasi dan kelompok peternak rakyat bahkan mampu memiliki dan mengelola pasar hewan ternak reguler secara mandiri,” pungkasnya.

Baca selengkapnya di halaman kedua.