HOLOPIS.COM, JAKARTA – Heboh kedatangan grup band Coldplay ke Indonesia, diwarnai berbagai pro dan kontra. Namun dari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkait Sikap Publik atas Rencana Konser Coldplay di Indonesia, secara politik dan sosial, rencana kedatangan band asal Inggris tersebut di Indonesia diterima.
“Secara umum tidak ada penolakan yang signifikan terhadap konser band Coldplay. Yang menolak konser Coldplay karena band tersebut mendukung hak-hak LGBT jumlahnya sangat kecil,” ujar Direktur Riset SMRC, Deni Irvani yang dikutip Holopis.com dari kanal YouTube SMRC TV, Selasa (30/5).
Deni menjelaskan, dalam survei tersebut juga ditemukan mayoritas pemilih partai politik di Indonesia dan pendukung tiga bacapres (Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto) menyatakan Coldplay boleh datang ke Indonesia karena musiknya, bukan sikap mereka tentang LGBT.
Secara sosial, penerimaan pada kehadiran band dengan vokalis Chris Martin itu di Indonesia juga kuat di hampir semua pemeluk agama dan berbagai kelompok sosial. “Pandangan sekelompok elite yang menolak konser Coldplay karena band tersebut dinilai mendukung hak-hak LGBT tidak mencerminkan sikap publik,” kata Deni.
Selain itu Deni menyatakan bahwa berita di berbagai media menunjukkan antusiasme yang tinggi dari para penggemar Coldplay untuk bisa nonton konser band tersebut.
Kondisi tersebut sesuai dengan temuan dalam survei SMRC, dimana 41 persen yang tahu atau pernah dengar nama band ini, 51 persen di antaranya yang menyatakan suka.
Hanya 39 persen yang tidak suka dan 10 persen tidak menjawab. Dari total populasi sekitar 200 juta orang warga dewasa secara nasional, maka diperkirakan ada sekitar 40 juta warga dewasa yang menyukai band ini.
Tingkat kesukaan (likeability) pada Coldplay lebih tinggi pada warga di perkotaan, berusia lebih muda, pendidikan lebih tinggi, dan berpendapatan lebih besar.
Coldplay juga merupakan band dunia yang paling digemari masyarakat Indonesia saat ini. Ada sekitar 5,1 persen warga yang secara spontan menyebut Coldplay sebagai band internasional yang paling disukai, di atas nama-nama band lainnya.
Survei ini dilakukan pada pemilih kritis. Deni menjelaskan bahwa “pemilih kritis” adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
Page: 1 2
Ketua KPK, Setyo Budiyanto tak menampik lembaganya masih berhutang dalam menuntaskan kasus dugaan suap yang…
Memiliki kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan adalah aspek penting dalam hubungan pasangan. Salah satu…
Anak Buah Sri Mulyani, yakni Staf Khusus Menteri Keuangan (Menkeu) Prastowo Yustinus menanggapi pernyataan cuitan…
Memiliki berat badan ideal menjadi dambaan banyak orang, terutama kaum wanita. Tak heran jika banyak…
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto berbicara terkait target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada…
Pengamat Politik Arief Poyuono turut angkat bicara terkait kebijakan pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai…