HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak anti terhadap politik. Karena pada dasarnya, politik adalah sesuatu yang mulia.
“Politik secara ilmu sebenarnya mulia, karena orang bisa membuat organisasi bernegara itu baik atau tidak tergantung politiknya,” kata Mahfud MD dalam pidatonya di UIN Jakarta pada hari Selasa (22/5) seperti dikutip Holopis.com.
Dengan politik, seseorang atau kelompok bisa melakukan perbaikan di semua lini kehidupan bernegara, termasuk di antaranya adalah memperbaiki hukum yang dinilai kurang baik.
“Saya pernah menuliskan disertasi bahwa Politik itu menentukan karakter produk hukum, kalau hukum jelek itu yang harus diperbaiki politiknya, bukan aturan-aturan hukumnya,” ujarnya.
Pelaku politik dalam menjalankan sistem perpolitikannya harus dilakukan dengan baik dan benar. Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan demi kepentingan dan kemaslahatan bangsa dan negara.
“Aturan-aturan hukum itu biasanya selalu bagus di dalam diskusi, bagus dalam filosofinya. Tapi jika politiknya tidak benar, maka hukumnya akan tidak baik,” tuturnya.
Kemudian, mantan ketua Mahkamah Konstitusi yang juga sekaligus guru besar ilmu hukum tata negara dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tersebut menegaskan, bahwa politik dari sisi teori dan keilmuan, adalah sesuatu yang mulia dan baik. Hanya saja, politik acapkali mendapatkan stigma negatif karena ulah dari oknum pelaku politiknya.
“Secara praktis di tengah-tengah kita juga politik logikanya bagus tapi praktiknya tidak selalu bagus, karena dalam politik itu dalilnya kepentingan, siapa mendapat apa dan dengan cara bagaimana, itu politik, yang penting dapat. Itu praktisnya, bukan definisinya. Itulah yang terjadi di tengah-tengah kita,” paparnya.
Oleh sebab itu, dalam melakukan kehidupan berpolitik, ia ajak masyarakat agar lebih dewasa dalam menentukan sikap, jangan sampai melakukan tindakan yang justru mencederai definisi mulia dari politik. Sekaligus berpolitik sesuai dengan kadarnya, sehingga persatuan dan kesatuan antar sesama bangsa masih tetap terjaga dengan baik.
“Sehingga di sini yang terjadi adalah adu kuat, pun dalam pemilu yang akan kita songsong ini. (Dalam politik) tidak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada kepentingan yang abadi,” ujarnya lagi.