HOLOPIS.COM, JAKARTA – Program subsidi mobil listrik yang diberikan pemerintah, ternyata masih jadi pertanyaan di tengah masyarakat.
Berdasarkan studi yang dilakukan INDEF (Institute For Development of Economics and Finance) di media sosial Twitter, menunjukan kebijakan subsidi tersebut banyak dikritik. Mayoritas warganet, tidak setuju dengan program subsidi mobil listrik dari pemerintah.
“Kita menemukan bahwa 80 persen masyarakat di internet itu tak sepakat dengan subsidi kendaraan listrik, atau mereka mengkritik kebijakan tersebut,” kata Data Analyst Continuum INDEF, Wahyu Tri Utomo yang dikutip Holopis.com dari channel Youtube INDEF, Rabu (24/5).
Warganet menilai pembelian mobil listrik, pembeli mobil listrik bukalah orang yang butuh subsidi. Apalagi, jika melihat harga mobil listrik yang beredar saat ini masih cukup mahal.
“Kenapa? Karena salah satunya itu mereka menilai pembeli mobil listrik itu bukan mereka yang butuh subsidi. Ini mungkin didasarkan pada asumsi bahwa secara harga, mobil EV itu relatif mahal,” jelasnya.
“Maka hampir bisa dipastikan bahwa kalangan menengah ke bawah tidak akan membeli mampu membeli mobil listrik,” sambung Wahyu.
Dari hasil studi tersebut, sebanyak 58,6 persen warganet beranggapan subsidi mobil listrik hanya untungkan segelintir pihak dan para pejabat yang juga pengusaha.
“Segelintir pihak yang dimaksud adalah dari pembelinya yang dinilai masyarakat nggak butuh subsidi, yang kedua adalah dari pejabat yang juga pengusaha,” ujar Wahyu.
Bahkan, warganet juga singgung dua nama pejabat yakni Kepala Kantor Staf Presiden dan Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko, serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsat Pandjaitan.
“Secara tersirat mungkin ada ketakutan conflict of interest antara pejabat yang dia menjabat di pemerintahan, punya power atas kebijakan, tapi di satu sisi juga punya usaha yang secara kebetulan ada irisan dengan kebijakan yang dikeluarkan. Itu akhirnya muncul kecurigaan dari masyarakat,” kata Wahyu.