HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setelah dikabarkan datanya dicuri dan dijual di dark web, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mulai menganggarkan modal kerja atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 580 miliar khusus untuk bidang informasi dan teknologi (IT) dan digital.

Anggaran tersebut lebih besar dari tahun lalu, menurut Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta menjadi bukti komitmen BSI untuk memperkuat digitalisasi dan keamanan data.

“Kita pahami digital nggak bisa dihindari, apalagi di dunia perbankan. Karena kemudian perilaku pasar, perilaku customer itu mengarah ke digital. BSI menganggarkan capex IT dan digital itu Rp 580 miliar di tahun ini,” katanya dalam keterangan yang dikutip Holopis.com, Senin (22/5).

Nantinya, anggaran tersebut akan diprioritaskan untuk merealisasikan pengamanan data dan layanan perbankan.

Kemudian, dalam kesempatan yang sama Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengungkapkan hasil dari RUPST BSI yang memutuskan untuk merombak jajaran direksi dan komisaris perseroan.

Perombakan perseroan dilakukan, dengan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management.

Kemudian mengangkat dan menetapkan Saladin D. Effendi sebagai Direktur Information Technology dan Grandhis Helmi H. sebagai Direktur Risk Management.

Lalu, memberhentikan dengan hormat Adiwarman Azwar Karim sebagai Komisaris Utama dan Nizar Ali sebagai Komisaris, kemudian mengangkat dan menetapkan Muliaman D. Hadad sebagai Komisaris Utama/Independen.

Selanjutnya, BSI kembali mengangkat Adiwarman Azwar Karim yang kini ditempatkan di posisi Wakil Komisaris Utama/Independen. Perseroan juga mengangkat Abu Rokhmad sebagai Komisaris baru, menggantikan Nizar Ali.

“Kami meyakini keputusan pemegang saham ini akan menjadikan pengurus perseroan semakin solid, meraih kinerja yang berkelanjutan dan mampu membawa BSI semakin berperan dalam pertumbuhan perbankan syariah untuk go global,” pungkas Hery Gunardi.