HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyayangkan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), khusunya di sisi belanja yang terus mengalami pelambatan.
“Dari sisi belanja, di daerah nampaknya menghadapi tantangan karena justru terjadi perlambatan. Di satu sisi penerimaan daerah mulai meningkat,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual yang dikutip Holopis.com, Senin (22/5).
Sri Mulyani mencatat, realisasi belanja daerah per April 2023 mengalami kontraksi 5,56 persen menjadi Rp219,44 triliun. Padahal pada periode yang sama di tahun lalu, realisasi belanja daerah mencapai Rp232,36 triliun.
Apabila dilihat secara lebih rinci, seluruh komponen jenis belanja pemerintah daerah mengalami perlambatan. Belanja pegawai turun 3,29 persen, belanja barang dan jasa turun 7,45 persen. Kemudian belanja modal turun 12,71 persen, dan belanja lainnya turun 6,71 persen.
Sri Mulyani pun berharap, realisasi belanja pemerintah daerah pada Mei 2023 bisa meningkat. Sebab pelambatan di periode April 2023, menurutnya, terjadi karena banyaknya hari libur dan cuti bersama.
“Salah satu penjelasannya adalah selama April kemarin banyak hari libur dan cuti bersama, sehingga efektif hari kerja hanya 12 hari. Kita prediksi pada Mei barangkali akan terjadi kenaikan belanja daerah,” tuturnya.
Adapun berdasarkan fungsinya, realisasi belanja daerah untuk ekonomi mencapai Rp24,38 triliun atau turun 9,68 persen dan belanja kesehatan turun 10,76 persen atau mencapai Rp33,75 triliun sampai April 2023.
Tercatat hanya belanja perlindungan sosial yang mengalami kenaikan pada periode April 2023 ini, yakni naik 1,45 persen atau mencapai Rp2,58 triliun.