HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan situasi ketika dirinya mendapatkan perlakuan kasar dari Murad Ismail.
Dimana hal tersebut diketahui ketika PDI Perjuangan memanggil Murad ketika istri dari Gubernur Maluku itu memutuskan pindah partai ke PAN.
Saat proses klarifikasi itu, Djarot mengungkapkan sikap arogan dari mantan Dankor Brimob itu baru terlihat langsung dan dirasakan olehnya.
“Begitu beliau dipanggil, hadir, beliau marah-marah dengan emosi yang sangat tinggi, yang intinya itu menolak berbagai macam aturan partai,” kata Djarot dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (13/5).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu kemudian mengklaim, saat pihaknya menjelaskan aturan partai mengenai larangan suami istri untuk beda partai, Murad Ismail malah semakin emosi.
“Beliau marah-marah sambil memukul-mukul meja, beliau tidak mau menerima penjelasan dari DPP partai,” imbuhnya.
Kaget dengan perlakuan tersebut, Djarot kemudian buru-buru melaporkan ke DPP dan berujung kepada pemecatan Murad Ismail sebagai kader partai.
“Diberhentikan. Otomatis dong. Karena istrinya sudah bukan kader. Supaya kompaklah sama istri,” ungkapnya.
Posisi Murad kemudian digantikan oleh Benhur Wartubun sebagai Ketua DPD PDIP Maluku dan Mercy Chriesty Barends sebagai Sekretaris DPD PDIP Maluku.
Djarot berpendapat kader partai harus menaati aturan yang berlaku. Selain itu, kader partai juga dilarang untuk menunjukkan sikap arogan dan kurang terpuji.
“Ini menunjukkan bahwa kader partai dilarang untuk arogan, dilarang untuk melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji. Ini peringatan,” pungkasnya.