Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Career Development and Leadership Coach Indonesia, Sheila Wijayanti menyampaikan bahwa mindset maju harus dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Sebab, hanya dengan pikiran maju dan siap bersaing itu, bangsa akan siap menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Generasi muda, Millenial dan Gen Z sedang ada pada momentumnya saat ini, perlu memikirkan bagaimana kita bisa bersaing dan mengambil kesempatan di masa sekarang ini dimana dunia saling terhubung dan kesempatan terbuka begitu luas untuk membangun Indonesia yang lebih maju di hari depan,” kata Sheila dalam paparannya seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (6/5).

Pola pikir tersebut kaya Sheila bisa mulai diterapkan dari keluarga atau lingkaran terdekat. Sebab, energi positif itu harus diglorifikasi dan diamplifikasi sejak dini hingga ke zona yang lebih luas lagi.

“Diterapkan mulai dari hal terkecil, seperti lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat, komunitas, hingga seluruh tanah air Indonesia,” tuturnya.

Paparan ini sangat penting karena di dalam waktu dekat, Indonesia akan memasuki periode bonus demografi yakni 2030-2040. Dimana penduduk usia produktif yakni usia 15-46 tahun akan jauh lebih banyak dibandingkan usia non produktif.

Berdasarkan data dari SDGs Academy Indonesia, diperkirakan proporsi usia produktif akan mencapai 64% dari total jumlah penduduk kita, yang diperkirakan akan mencapai 297 juta jiwa dalam periode bonus demografi tersebut.

Oleh sebab itu bagi Sheila, upaya Indonesia dalam menyambut bonus demografi dan Indonesia Emas 2045 harus dipersiapkan dengan sangat matang.

“Indonesia dalam menghadapi periode bonus demografi bisa dilakukan melalui memerangi stunting, perbaikan dan perluasan akses pendidikan, serta mendalami pendidikan karakter maupun soft skills,” papar Sheila.

Global Ready Mindset

Memasuki era baru dengan dinamika dan kompleksitas serta penuh dengan ketidakpastian, mindset ini hadir sebagai formula untuk beradaptasi di era revolusi 4.0. Mindset ini juga memiliki keterkaitan dengan 17 SDG goals, untuk membangun dunia yang lebih inklusif, hijau, dan inovatif, dengan memberdayakan para stakeholder seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan negara.

Kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan ke 17 SDG goals bisa diimplementasikan itu menjadi kunci. Karena itu, seseorang dengan Global Ready Mindset harus memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai isu-isu terkait, serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik untuk menyatukan berbagai pemangku kepentingan agar dapat bekerja sama mencari solusi untuk berbagai isu tersebut.

Global ready mindset ini juga bicara tentang kemampuan berkomunikasi. Dan menurut Sheila, Indonesia perlu narator dan storyteller yang bisa mempromosikan Indonesia di kancah global. Indonesia sangat kaya akan alam, budaya, kuliner, wisata, produk, tetapi masih kurang dalam menunjukkannya di panggung dunia.

Sebagai individu, berpikir secara global juga adalah cara seseorang untuk bisa “riding the wave”, kritis melihat dan memanfaatkan peluang ada di jaman ini untuk membuat kita lebih maju.

“Jadi individu yang kritis, tahan uji, sekaligus menghormati perbedaan. Karena saat ini merupakan zaman kolaborasi, saling menghormati dan menerima, untuk akhirnya bisa saling belajar dan bertukar ilmu,” pungkasnya.