HOLOPIS.COM, JAKARTA – S&P Global merilis data purchasing manager’s index (PMI) manufaktur Indonesia pada April 2023 naik sebesar 0,8 poin menjadi 52,7. Padahal pada Maret 2023 lalu, PMI Manufaktur Indonesia berada di angka 51,9.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita mengklaim, angka PMI sektor industri yang dicapai Indonesia tersebut melampaui sederet negara maju yang saat ini justru mengalami kontraksi, seperti Jerman hingga Jepang.
Dalam data yang sama, tercatat PMI manufaktur Jerman terkontrasi sebesar 44,0, Prancis 45,5, Inggris 46,6, Korea Selatan 48,1, dan kontraksi PMI manufaktur Jepang terkontraksi 49,5.
“Jadi, di tengah pelemahan PMI manufaktur negara-negara maju tersebut, PMI manufaktur Indonesia tetap tumbuh secara akseleratif dan impresif,” kata Agus dalam keterangan resminya yang dikutip Holopis.com, Rabu (3/5).
Agus menili, naiknya PMI manufaktur Indonesia pada April 2023 akan menambah kepercayaan para investor untuk menempatkan dananya di Indonesia.
“Dengan terlihatnya hasil PMI yang berada di posisi ekspansi, artinya para pelaku industri dan investor di Indonesia tetap optimistis dan percaya diri dalam menjalankan usahanya,” tuturnya.
Selain itu, Agus menuturkan bahwa angka PMI manufaktur Indonesia ini akan membuat investor memiliki keyakinan besar jika kondisi pasar kini semakin membaik.
Terlebih, lanjut Agus, Indonesia sempat menjadi official country dari pameran Hannover Messe 2023 dengan membawa misi meraup kerja sama maupun investasi untuk industri dalam negeri.
Dalam perhelatan tersebut, kata Agus, terjadi sejumlah kesepakatan kerja sama yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan pelaku industri nasional dengan para negara mitra dan investor global.
“Kerja sama ini, khususnya di sektor industri, akan dapat membawa dampak positif dalam peningkatan daya saing industri kita dan membuka akses pasar yang lebih luas,” tukas Agus.