HOLOPIS.COM, MENTAWAI – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru mengenai dampak kerusakan gempa 6,9 magnitudo yang terjadi di Kepulauan Mentawai.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengklaim, kerusakan yang terjadi akibat gempa tidak terlalu signifikan.
“Dua rumah warga mengalami kerusakan pasca gempa. Kerusakan teridentifikasi masing-masing 1 unit di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan 1 lainnya di Nias Selatan, Provinsi Sumatra Utara,” kata Abdul dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (25/4).
Abdul menjelaskan, perkembangan terkini tercatat ada 1 rumah rusak ringan di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Satu lainnya teridentifikasi di Desa Hili Anombase, Kecamatan Hibala, Kabupaten Nias Selatan.
“Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa akibat gempa bumi,” imbuhnya.
Namun, sampai saat ini setidaknya ebanyak 2.049 KK atau 8.137 jiwa masih mengungsi di wilayahnya.
Jumlah tersebut tersebar di beberapa wilayah, antara lain 3 desa di Kecamatan Siberut Barat dan 1 lain di Kecamatan Siberut Utara. Distribusi warga mengungsi di Kecamatan Siberut Barat yaitu di Desa Simatalu 210 KK (951 jiwa), Desa Simalegi 497 KK (2.194), Desa Sigapokna 599 KK (2.443).
Sedangkan di Siberut Utara, sebanyak 743 KK (2.549 jiwa) mengungsi di Desa Sikabaluan.
Kondisi jaringan listrik di wilayah Kepulauan Mentawai pun diketahui sampai saat ini masih dilaporkan padam.
Gempa bumi M6,9 yang berada 177 km barat laut Kepulauan Mentawai memiliki kedalaman 23 km. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis fenomena geologi tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia. Sedangkan dari hasil analisis mekanisme sumber gempanya, ini merupakan gempa dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.