HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dalam kurun beberapa bulan, lembaga-lembaga survei telah mengeluarkan hasil temuannya terkait elektabilitas tokoh-tokoh yang disebut-sebut akan mengikuti kontestasi Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Dari banyaknya nama yang muncul ke permukaan, hanya tiga nama yang cenderung stabil memperoleh posisi teratas. Nama-nama tersebut antaranya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan terakhir Anies Baswedan.
Nama ketiganya selalu menjadi sorotan dari hampir semua lembaga survei nasional. Terakhir, lembaga survei Indikator Politik dan PRC merilis jika elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli dua pesaingnya.
Indikator menyebut, jika pemilihan dilakukan hari ini, Prabowo akan menang dengan perolehan 32,7%, sedangkan menurut PRC elektabilitas Prabowo berhasil menyentuh 48,7%, meninggalkan Ganjar yang cenderung merosot dan Anies yang mengalami stagnan.
Pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam mengatakan, merosotnya elektabilitas kader PDI-P tersebut karena beberapa faktor. Salah satunya, menurut Imam, adalah sikap penolakan Ganjar untuk Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Piala Dunia U-20.
“Banyak faktor kenapa elektabilitas Ganjar nyungsep. Susah untuk rebound. Kita tahu ada dua faktor, minimal, pertama blunder Ganjar terhadap sikap saat penolakan Piala Dunia U-20,” kata Arif dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (20/4).
Arif melanjutkan, pendukung sepak bola di Indonesia yang jumlahnya bisa mencapai puluhan juta tersebut pasti kecewa dan mengalihkan suaranya kepada calon lain termasuk Prabowo Subianto.
“Mereka mengalihkan dukungan kepada calon lain termasuk Prabowo,” terangnya.
Sementara itu, mengenai naiknya elektabilitas Prabowo, Arif menilai jika endorsement Presiden Jokowi yang cukup intensif membuat tingginya perolehan suara Prabowo.
“Faktor endorsement Jokowi cukup kuat dalam menaikan elektabilitas Prabowo saat ini. Endorsement yang semakin masif dan intensif tentu ini akan memicu pendukung Jokowi untuk mengalihkan dukungan dari Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto sehingga dampaknya elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra tersebut naik, dan Ganjar merosot,” ungkap Arif.