HOLOPIS.COM, PAPUA – Pihak Kodam Cendrawasih mengakui tidak bisa memastikan berapa jumlah korban dari anggota TNI yang tewas dalam insiden baku tembak dengan KKB Papua penyandera pilot Susi Air.
Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Herman Taryaman mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi bahwa pada saat proses evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin dari jurang setinggi 15 meter, KKB pimpinan Egianus Kogoya memberondong mereka dengan tembakan.
“Saat dilaksanakan evakuasi Prajurit korban meninggal, tiba-tiba gerombolan KST (kelompok separatis teroris) kembali melakukan penembakan kepada personel TNI lainnya yang sedang mengevakuasi sehingga terjadi kontak tembak,” kata Herman dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (16/4).
Berbeda dengan Kapuspen TNI, Herman pun menyatakan belum bisa memastikan berapa jumlah korban meninggal dalam insiden baku tembak tersebut.
“Akibat kejadian itu masih belum diketahui secara pasti berapa jumlah prajurit yang menjadi korban baik yang gugur maupun luka-luka,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapuspen TNI, Laksda Julius Widjojono membantah kabar bahwa korban penembakan oleh KKB Papua penyandera pilot Susi Air berjumlah lebih dari 1 orang.
Julius pun menegaskan, korban penembakan sampai dengan informasi terakhir yang didapatkan TNI masih berjumlah 1 orang yakno Pratu Arifin.
“Sampai pukul 14.03 WIB, informasi yang saya terima secara fisik baru satu orang, hanya satu orang,” kata Julius.