HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin berbicara terkait Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun 2023 ini antara Pemerintah dengan organisasi masyarakat Muhammadiyah yang diperkirakan.

Dia menyebut, bahwa prakiraan adanya perbedaan dalam penentuan hari Lebaran 2023 atau 1 SYawal 1444 H tersebut sangatlah mungkin, karena adanya perbedaan kriteria dalam menetapkan 1 Syawal.

“Ini kan memang ada perbedaan kriteria dalam menetapkan, yang satu Imkanur Rukyah, itu di pemerintah, menggabungkan hisab dan rukyah,” kata Ma’ruf dalam keterangan pers yang dikutip Holopis.com, Jumat (14/4). .

Ma’ruf pun menjelaskan, bahwa metode imkanur rukyah, dimana posisi Hilal (awal bulan) di ufuk harus terlihat oleh mata dan berada di atas dua derajat.

Sedangkan untuk Muhammadiyah, lanjut Ma’ruf, menggunakan metode wujudul hilal, yang menganggap bahwa hilal sudah ada, meskipun berada di bawah dua persen atau bahkan apabila tidak nampak atau terlihat.

“Tahun ini diperkirakan belum 2 derajat. Karena belum dua derajat, pada tanggal 29 itu hari Jumat, malam Jumat di kira-kira belum imkanul rukyah. Maka digenapkan 30 hari puasanya,” katanya.

Lebih lanjut, Ma’ruf menyebut, bahwa pemerintah sudah lama mencari jalan keluar untuk menyatukan perbedaan yang ada tersebut. Namun hingga saat ini, titik temu dari hal tersebut belum juga didapatkan.

Oleh Sabab itu, Ma’ruf mengimbau kepada semua pihak untuk mengedepankan sikap toleransi dengan perbedaan yang ada, dan menjalankan apa yang dipercayainya.

“Ya bahasa jawanya legowo lah, sambil terus mencari metode untuk bisa mempertemukan dua metode ini,” pungkasnya.