Senin, 23 Desember 2024

Sejarah Paskah dan Makna Perayaan Bagi Umat Nasrani

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Perayaan Paskah menjadi salah satu momen penting dalam kehidupan beragama umat Nasrani yang dirayakan setiap tahunnya. Paskah biasanya dikenal sebagai hari peringatan kematian serta kemenangan Yesus Kristus sang Juru Selamat.

Hari Paskah diperingati tepat tiga hari setelah Yesus Kristus meninggal pasca dihukum di kayu salib. Perayaan Paskah biasanya digelar setiap bulan April atau dilakukan sejak hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama atau sesudah titik bulan semi.

Sejarah Paskah pun diketahui pertama kali berasal dari kata di Alkitab Ibrani yang pertama kali sering disebut dalam Keluaran. Penggunaan kata Paskah diperkirakan diambil dari kata negara Yahudi, yakni ‘Keni’ yang pemaknaannya diperbaharui lagi oleh Israel. Adapun Maknanya diartikan sebagai terbebasnya negara Yahudi dari perbudakan yang dilakukan oleh negara Mesir.

Sejarah Paskah dalam Perjanjian Lama awalnya dirayakan hanya dalam berbentuk sebagai lambang saja. Hari raya pada masa perjanjian lama adalah bayangan dari apa yang akan datang, dan wujud serta dalamnya hanya ada pada Yesus sendiri.

Di dalam Pernjanjian lama di dalam alkitab, paskah sering disebut dengan nama Passover atau juga sering dibilang dengan kata lain yaitu Pesakh yang berasal dari kata Ibrani.

Pascha dalam negara Yunani adalah perayaan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir, dimana pada saat itu diadakan upacara roti tidak beragi dan persembahan bagi anak-anak sulung.

Sementara itu, sejarah Paskah dalam Perjanjian Baru lebih ditujukan untuk menonjolkan cinta kasih, anugerah, dan Kuasa yang diberikan Allah kepada kita, umat Kristiani. Untuk menghindari umat-Nya dari kutukan dan maut, Yesus membebaskan orang yang percaya dari perbudakan dosa dan memberikannya kepastian mengenai keabadian pada akhir zaman.

Dalam kejadiannya kemudian, Paskah merupakan hari memperingati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus di Yerusalem, 2.000 tahun yang lalu.

Menurut Alkitab, Yesus ditangkap oleh orang Romawi, karena ia mengaku sebagai ‘Anak Allah,’ dan dipandang sebagai ancaman bagi kekaisaran. Ia dijatuhi hukuman mati dengan penyaliban oleh Pontius Pilatus, otoritas Romawi di provinsi Yudea dari 26 hingga 36 Masehi.

Yesus telah disalibkan pada hari Jumat, yang ditandai sebagai hari raya Jumat Agung (Jumat sebelum Paskah), dan bangkit dari kematian pada hari Minggu berikutnya. Bagi umat Kristen, kebangkitan Yesus adalah dasar dari iman mereka, sehingga menjadi fondasi di mana agama Kristen dibangun.

Karena kebangkitan Yesus terjadi pada hari Minggu, maka umat Kristen memilih hari Minggu sebagai hari untuk mereka berkumpul, berdoa bersama, dan menyembah Tuhan. Minggu sebagai hari Paskah, juga ditetapkan sebagai hari tahunan untuk merayakan kebangkitan Yesus.

Gereja umat Kristen memang memilih Hari Paskah, sebagai hari untuk memuji Tuhan atas upayanya dalam membangkitkan Yesus dari kematian, dan untuk mengingat pengorbanan para martir Kristen—yaitu orang percaya yang lebih memilih dihukum mati dibandingkan melepaskan iman mereka.

Berbagai gereja akan memulai perayaan hari Paskah pada malam hari menjelang hari Paskah, tepatnya sehari sebelumnya (Sabtu Suci), dalam kebaktian keagamaan yang disebut sebagai Malam Paskah.

Melansir History.com, St. Bede the Venerable, penulis abad ke-6 dari Historia ecclesiastica gentis Anglorum (“Ecclesiastical History of the English People”), menyatakan bahwa kata bahasa Inggris “Easter” berasal dari Eostre, atau Eostrae, yang artinya dewi musim semi dan kesuburan bernama Anglo-Saxon.

Sejarawan lain juga berpendapat bahwa “Paskah” berasal dari in albis, sebuah istilah dari bahasa Latin yang artinya “fajar”, yang menjadi pendahulu bahasa Inggris.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral