Dalam debutnya bersama Bruce Lee, Chan justru menampilkan kesan yang berbanding terbalik 180 derajat dari Sang Bintang Bruce Lee. Dalam berakting, Chan lebih memberikan kesan komedi, sedangkan Bruce Lee lebih menampilkan kesan garang.
Pada tahun 1978, Chan secara resmi mempersembahkan akting khasnya yang mengombinasikan antara laga dan komedi. Kombinasi unik itu terbukti membawa kesuksesan di film-film pertamanya, salah satunya film Zui Quan (Dewa Mabuk).
Pada tahun 1979, Chan memberanikan diri untuk menulis skenario, menyutradarai, sekaligus membintangi film berjudul Xiao Quan Guai Zhao (Hyena yang Pemberani).
Pada awal periode 1980-an, Chan mulai merasakan, bahwa film-filmnya itu tidak banyak menoreh keuntungan secara komersil, khususnya dalam dunia film berbahasa Inggris. Untuk itu, ia mulai meninggalkan genre seni bela diri tradisional dan mulai menggarap film aksi petualangan bertema modern.
Beberapa genre film aksi petualangan modern tersebut diantaranya seperti Proyek A (1983) dan Police Story (1985). Film-film ini memperlihatkan bakat Chan dalam penyutradaraan dan kelihaiannya di bidang koreografi, dengan aksi-aksi akrobatiknya cukup berbahaya.
Berbicara soal aksi akrobatik, tahukah Sobat Holopis bahwa Chan hampir kehilangan nyawanya saat proses syuting film Lung hing foo dai (Baju Zirah Dewa, 1986), dimana dia terjatuh dan mengalami cedera serius di tengkorak kepala. Kecelakaan itu membuat pendengaran Chan terganggu.
Karier Jackie Chan di Hollywood
Kecelakaan yang kerap menimpa Chan akibat dari aksi-aksi akrobatik yang dilakoninya tidak berakhir sia-sia. Pasalnya aktor sekaligus sutradara berdarah Hongkong itu berhasil mengobrak-abrik pasar film Amerika Serikat (AS) yang dikenal dengan sebutan ‘Hollywood’.
Pada tahun 1995, Jackie Chan berhasil memboyong penghargaan ‘Lifetime Achievement Award’ dari MTV. Di tahun yang sama, filmnya yang berjudul ‘Rumble in the Bronx’ juga berhasil rilis di AS bersama dengan beberapa judul film Hong Kong lamanya.
Seiring berjalannya waktu, karier Chan di dunia film terus meningkat. Bahkan ia berkesempatan untuk beradu peran dengan seorang komedian asal AS yakni Chris Tucker dalam film berjudul Rush Hour, yang rilis pada tahun 1998. Film tersebut terbilang sukses besar di pasaran, hingga menelurkan dua sekuel pada tahun 2001 dan 2007.
Chan pun meneruskan kariernya di dunia Hollywood dengan membintangi sejumlah film, mulai Shanghai Noon (2000), The Tuxedo (2002), hingga The Spy Next Door (2010). Hingga pada akhirnya di tahun 2016, Chan menjadi aktor keturunan Tiongkok pertama yang menerima penghargaan kehormatan Academy Award.
Selain akting, Chan juga meniti karier di industri musik Hong Kong dengan merilis sejumlah album. Dia juga mendirikan Yayasan Amal Jacki Chan pada 1998, yang salah satu tujuannya adalah memberi beasiswa bagi anak muda di Hong Kong, mengingat statusnya yang juga sebagai Duta UNICEF.