Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Anas Urbaningrum adalah sosok aktivis dan politisi kelahiran Blitar, 15 Juli 1969.

Ia merupakan alumni Jurusan Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga Surabaya yang lulus tahun 1992. Kemudian pendidikannya ia lanjutkan dengan mengambil Program Pascasarjana Universitas Indonesia dan meraih gelar master bidang ilmu politik pada 2000.

Di dalam meniti karirnya di dunia pergerakan, Anas memilih bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hingga akhirnya berhasil menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI pada kongres yang diadakan di Yogyakarta pada 1997.

Dalam perannya sebagai ketua organisasi mahasiswa terbesar itulah Anas berada di tengah pusaran perubahan politik pada Reformasi 1998. Pada era itu pula ia menjadi anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik, atau Tim Tujuh, yang menjadi salah satu tuntutan Reformasi.

Pada pemilihan umum demokratis pertama tahun 1999, Anas menjadi anggota Tim Seleksi Partai Politik, atau Tim Sebelas, yang bertugas memverifikasi kelayakan partai politik untuk ikut dalam pemilu. Selanjutnya ia menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum periode 2001-2005 yang mengawal pelaksanaan pemilu 2004.

Setelah mengundurkan diri dari KPU, Anas bergabung dengan Partai Demokrat sejak 2005 sebagai Ketua Bidang Politik dan Otonomi Daerah.

Anas Urbaningrum menjadi menyatakan maju sebagai Calon Ketua Umum Partai Demokrat dalam kongres yang diselenggarakan di Bandung Jawa Barat pada 20-23 Mei 2010. Saat itu, lawan kuat Anas adalah Andi Mallarangeng dan Marzuki Ali.

Dalam pemungutan suara putaran pertama, Anas unggul (236 suara) dari Marzuki Alie (209 suara) dan Andi Mallarangeng (82 suara). Karena tidak ada kandidat yang memperoleh suara lebih dari 50 persen, pemungutan suara putaran kedua dilakukan.

Menjelang putaran kedua, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi pernyataan agar perwakilan DPD dan DPC memilih ketua umum Partai Demokrat sesuai dengan hati nurani, yang mengindikasikan berjalannya demokrasi internal di partai terbesar ini.

Lalu, pada putaran kedua, Anas unggul dengan perolehan 280 suara. Marzuki Alie memperoleh 248 suara, sementara dua suara dinyatakan tidak sah. Hingga akhirnya, Anas keluar sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat terpilih, sekaligus sebagai Ketua Umum Partai politik termuda saat itu.

Usai ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai, lalu pada tanggal 17 Oktober 2010, Anas melantik pengurus pleno DPP Partai Demokrat yang berjumlah 2.000 orang pada saat peringatan ulang tahun partai tersebut di Jakarta.