HOLOPIS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini gaduh mengenai aksi penolakan jilid dua ala Gubernur Bali, Wayan Koster terhadap tim Israel yang akan bertanding di ANOC World Beach Games (AWBG) 2023 pada 5-12 Agustus di Bali. Menanggapi hal itu, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari pun buka suara.
Sebelumnya diketahui bahwa, Wayan Koster menyatakan dengan gamblang, dirinya tetap menolak kehadiran tim Israel yang sejatinya akan hadir di Bali dalam ajang AWBG nanti.
“Saya tetap berpatokan pada konstitusi dan juga Permenlu no 3 tahun 2029 yang melarang untuk mengibarkan bendera dan lagu kebangsaan Israel sebagai satu entitas di Indonesia. Jadi saya tetap menolak kehadiran Israel di Bali, termasuk di ANOC World Beach Games mendatang” ucap Wayan. Selengkapnya KLIK DI SINI.
Pernyataan itu pun direspon langsung oleh Raja Sapta Oktohari, dan mengatakan bahwa pihaknya telah bersurat ke Wayan Koster terkait hal ini.
“Menanggapi situasi terakhir, kami di NOC Indonesia mengenakan pakaian hitam tanpa sejak FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia sebagai Piala Dunia U-20. Ini duka untuk olahraga Indonesia,” ucap Okto, sebagaimana rilis yang diterima Holopis.com, Kamis (6/4).
“Terkait berita yang sedang ramai, NOC Indonesia telah bersurat ke Gubernur Bali, kami sampaikan jika kualifikasi AWBG baru rampung pada Juni 2023. AWBG ini multi-event ketiga terbesar di dunia setelah Olympic, dan memang sejak awal kami sudah sampaikan bahwa atlet yang tampil juga atlet terbaik dan ini the biggest multi-event yang akan diadakan di Indonesia by number of participant karena akan dihadiri 205 NOC di seluruh dunia, IF, dan juga petinggi organisasi olahraga dunia: IOC, ANOC, OCA, WADA, CAS,dan lain-lain,” tambahnya.
Lanjutnya, Okto menyayangkan bahwa situasi seperti ini harus berlarut-larut dan gaduh di muka publik.
“Seharusnya kita duduk bersama-sama. Sejauh ini belum ada penolakan resmi dari Bali ke kami. Saya tidak mau berandai-andai, tapi jika memang benar demikian harus ada contingency plan dan NOC Indonesia akan segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengambil solusi- solusi terbaik,” ujarnya.
Seperti diketahui juga, bahwa saat ini Indonesia memiliki Menpora baru bernama Dito Ariotedjo. Menurut Okto, Menpora Dito memiliki semangat Olympism karena berpengalaman menjadi CdM Youth Olympic 2018 Buenos Aires dan aktif di NF sampai saat ini.
“Menpora pasti paham bagaimana semangat Olympism dalam olahraga ini mampu menciptakan perdamaian,” katanya.
“Ingat olahraga bangsa besar, nama baik Indonesia sudah harum di internasional. Kita menjadi bagian G7, bangsa yang kemarin sukses menyelenggarakan Presidensi KTT G20, Asian Games dan Asian Para Games, kita mau AWBG, ada cita-cita menjadi tuan rumah Olympic 2036,” sambungnya.
“Ini konsistensi nama baik Indonesia. Jangan sampai preseden Piala Dunia U-20 kemarin menjadi efek domino untuk olahraga Indonesia yang memberikan mudarat besar bagi Indonesia ke depan,” tambahnya.
Okto kembali menegaskan bahwa olahraga merupakan tools pemersatu bangsa, bukan pemecah belah. Sehingga, jangan gabungkan olahraga dengan politik.
“Karena kami mengedepankan netralitas politik di olahraga, tidak boleh ada diskriminasi dalam olahraga dan keluarga besar NOC Indonesia sudah sepakat #StandofrIndonesianSport,” tukasnya.
“Ada cita-cita yang tengah dirajut atlet-atlet muda kita untuk mengumandangkan Indonesia Raya dan mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi seluruh penjuru dunia. Jangan kita kubur ambisi mereka untuk membanggakan Ibu Pertiwi,” pungkasnya.