HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setidaknya sebanyak 492.863 ton beras impor dilaporkan telah masuk ke Indonesia. Datangnya ratusan ribu ton beras impor tersebut menuai sorotan oleh sejumlah pihak.
Pasalnya sampai saat ini, musim panen raya masih berlangsung di beberapa daerah. Hal itulah yang kemudian menimbulkan kekhawatiran akan jatuhnya harga beras di tingkat petani.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menjamin masuknya ratusan beras impor tersebut tidak akan merusak harga beras di tingkat petani.
Dia mengklaim, importasi komoditas bahan pokok tersebut tidak dilakukan secara serampangan.
“Meskipun dilaksanakan impor kami sampaikan harga di tingkat petani masih sangat baik, jadi ini importasi yang terukur tidak membabi buta untuk menjatuhkan harga pak,” kata Arief dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (3/4).
Sebagai informasi, beras impor yang masuk itu merupakan realisasi impor dari penugasan 500.000 ton yang diberikan kepada Perum Bulog pada akhir tahun lalu.
Adapun realisasi tersebut, kata Arief, dilakukan Bulog sebelum panen raya tiba. Seluruh penugasan impor tahun lalu pun telah diselesaikan pada akhir Februari untuk menjaga harga beras ditingkat petani agar tidak anjlok saat panen raya.
Hingga saat ini, secara total penyerapan beras Bulog pada Januari-Maret 2023 mencapai 541.000 ton. Penyerapan itu terdiri dari importasi sebanyak 492.863 ton dan penyerapan dalam negeri sebanyak 84.790 ton.
Sementara sisa stok terakhir Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tinggal 233.661 ton, dan beras komersial 11.561 ton. Jumlah ini masih jauh dari target pemerintah yaitu 2,4 juta ton pada tahun 2023.
Namun stok CBP akan kian bertambah dari serapan petani saat panen raya yang akan datang.
“Jadi CBP yang akan dikelola tahun 2023 sebesar 2,4 juta ton, dengan stok akhir tahun 2023 nanti 1,2 juta. Jadi Bulog harus memiliki stok, agar tidak seperti tahun lalu,” tukas Arief.