Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Selama bulan Ramadan konsumsi makanan dan minuman manis bisa jadi meningkat. Tak heran karena kecenderungan orang yang berpuasa ingin yang manis-manis saat berbuka. Belum lagi akibat populernya ungkapan, ”Berbukalah dengan yang manis,“ yang menjadi tagline sebuah produk minuman.

Tapi mengenai kalimat yang disebut sebagai hadist Nabi Muhammad SAW pun ternyata tidak tepat. Tidak ada hadist dengan redaksional sedemikian rupa. Ada pun hadist yang menyebut tentang apa yang dimakan dan diminum Rasulullah SAW saat berpuasa, redaksionalnya adalah sebagai berikut :

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa teguk air” (HR. Abu Daud 2356, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)

Adapun tentang yang makanan dan minuman yang manis-manis untuk berbuka, diduga dikiyaskan dari cita rasa kurma yang rata-rata memang manis. Nah, tentang sumber makanan yang manis-manis, berikut beberapa  fakta kesehatan sumber rasa manis di makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi orang Indonesia:

  1. Gula Pasir

Ini adalah jenis sumber pemanis yang paling popular di masyarakat dunia. Gula pasir atau gula manis sebenarnya adalah jenis karbohidrat sederhana yang bisa menjadi sumber energi yang bisa langsung digunakan. Tapi ingat, mengandung energi bukan berarti juga mengandung gizi. Dr. Tan Shot Yen seorang ahli gizi  ternama dalam Instagramnya mengingatkan bahwa gula ibarat kalori kosong, dengan nilai gizi nol.

Jika digunakan berlebih malah akan meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Terlalu banyak gula juga bisa memicu jerawat, penuaan dini, hingga risiko penyakit jantung dan kanker.

Menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10% dari total energi (200kkal). Konsumsi tersebut setara maksimal hanya 4 sendok makan gula per orang per hari atau 50 gram per orang per hari. Ingat, itu batas atas jadi semakin kurang justru semakin baik. Karena manusia dari sumber makanan lain yang dikonsumsipun sudah mendapat tambahan zat gula.

“Jadi bukan berarti manusia punya kebutuhan 50 gram atau empat sendok makan. Itu ngeri bukan main. Itu artinya limit paling atas, bukan berarti itu jumlah gula yang  harus kamu penuhi,” kata dr. Tan Shot Yen dalam Instagamnya.

Lalu apa beda gula pasir yang berwarna putih dan yang kuning. Kandungannya kurang lebih sama, namun penelitian Departemen Pertanian Amerika Serikat menyebutkan gula kuning mengandung sekitar 17 kkal per sendok teh sementara gula putih 16 kkal per sendok teh. Kandungan molase pada gula kuning mengandung mineral tertentu seperti kalsium, kalium, zat besi dan magnesium dalam jumlah sedikit sehingga tidak signifikan untuk kesehatan.  Kandungan ini tak ada di gula putih yang sudar di rafinasi.

  1. Gula Merah

Gula merah atau gula Jawa mengandung kalori yang lebih rendah lagi disbanding gula putih dan kuning, yakni 15 kkal. Kandungan gizinya masih sama tak signifikannya dengan gula pasir, meski ada zat besi dan kalsium di dalamnya.

Penggunaan gula merah tanpa kendali dan pemahaman juga sama bahayanya. Apalagi orang cenderung menggunakannya untuk perasa makanan yang mengandung karbohidrat. Sebagian karbohidrat jika tidak digunakan di dalam tubuh akan diubah menjadi gula sebagai cadangan energi.

Selain hitungan kalori, membandingkan gula merah dan gula pasir juga bisa dilihat dari Indeks Glikemiknya (IG). Ini adalah indeks seberapa cepat karbohidrat dicerna jadi gula darah dalam tubuh. IG gula merah hanya 35 sementara gula pasir adalah 65. Angka rata-rata batasan IG rendah adalah di nilai 55.

Batas konsumsi gula merah untuk laki-laki adalah 36 gram yang setara dengan total 150 kalori setiap harinya. Sedangkan untuk jenis kelamin wanita dibatasi hanya sampai 25 gram yang setara dengan 100 kalori setiap harinya.

  1. Gula Batu

Putihnya gula batu mirip gula pasir, tapi  bongkahannya yang keras bisa seperti gula merah. Apa yang membedakannya? Gula bati dibuat dari larutan gula cair, diendapkan kemudian dikristalisasi. Karenanya gula batu dan gula pasir sebenarnya berasal dari sumber yang sama, yakni tumbuhan tebu dengan jenis pemanis sukrosa.

Anjuran penggunaan gula batu sama dengan gula pasir, yakni hanya maksimal hanya 4 sendok makan gula per orang per hari atau 50 gram per orang per hari. Tapi catatan yang perlu diperhatikan adalah dalam 100 gram gula pasir terdapat karbohidrat sebanyak 100 gram, sedangkan dalam 100 gram gula batu terdapat sekitar 163 gram karbohidrat. Lebih banyak ya ternyata, hmmm…

  1. Gula Aren

Warna dan mungkin bentuknya mirip gula merah, tapi gula aren berbeda. Sama-sama terbuat dari nira (legen atau cairan manis yang keluar dari tandan bunga) tapi gula aren berasar dari pohon aren, sementara gula merah dari pohon kelapa.

Cairan nira yang didapat dengan menyadap pohon kemudian dimasak hingga mengental dan berubah warna. Warna gula aren biasanya lebih gelap, dengan cita rasa yang lebih legit dan manis. Gula aren cenderung lebih harum dan kuat aromanya, dengan tekstur yang lebih lunak sehingga mudah dihaluskan.

Dilansir dari US Department of Agriculture, gula aren mengandung 337 kkal dalam 100 gram penyajian. Selain itu, 100 gram gula aren juga mengandung 84,21 gram karbohidrat, 211 mg garam, dan 84,21 gram gula.

Gula aren juga mengandung kalsium, kalium, fosfor, sehingga cukup baik untuk perkembangan tulang dan jaringan otot pada anak-anak. Walau memiliki IG lebih rendah tapi belum ada penelitian yang menyebut aman dari risiko penyakit diabetes dan penyakit lain jika digunakan berlebihan.

  1. Madu

Sebagai pemanis, madu adalah yang paling istimewa. Karena beberapa kali disebutkan dalam Al Quran dan juga dari hadist Rasulullah SAW. Salah satu yang paling popular adalah “Kesembuhan itu terdapat pada tiga cara, yaitu minum madu, sayatan alat bekam, dan kay dengan api. Sesungguhnya aku melarang umatku dari kay.” (HR Bukhari No.5680)

Madu didapat dari proses sekresi gula tumbuhan (nectar bunga) lebah. Variasi madu yang dihasilkan oleh lebah madu (genus Apis) adalah madu yang paling terkenal, karena diproduksi secara komersial dan paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Madu dikumpulkan dari koloni lebah liar, atau dari sarang lebah peliharaan peternakan lebah.

Rasa manis madu diadapat dari monosakarida fruktosa dan glukosa dengan cita  rasa manis yang mirip sukrosa plus ada nuansa rasa yang berbeda dan khas jika digunakan untuk pemanis. Kabanyakan mikroorganisme tidak bisa hidup dalam madu, sehingga jika tersegel dengan baik madu tak bisa rusak bahkan setelah ribuan tahun.

Madu mengandung karbohidrat dari fruktosa 38,5% dan glukosa 31,0%. Madu juga mengandung sejumlah senyawa yang dianggap berfungsi sebagai antioksidan, seperti chrysin, pinobanksin, vitamin C, katalase, dan pinocembrin.