HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menyatakan, bahwa pihaknya akan melakukan aksi unjuk rasa beruntut sebagai bentuk penolakan mereka terhadap pengesahan Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang oleh DPR RI.
Aksi terbaru akan dilaksanakan pada hari Selasa (4/4) yang dipusatkan di depan gedung DPR RI. Para demonstran akan dikerahkan dari kawasan Jabodetabek.
“Kita akan aksi 4 April ke DPR dari Jabodetabek sekitar 500 orang. Di provinsi atau kabupaten kota industri akan aksi di depan gedung Gubernur atau kantor Bupati/Walikota masing-masing. Jadi serempak,” kata Iqbal dalam konferensi persnya seperti dikutip Holopis.com, Jumat (31/3).
Tidak hanya aksi tanggal 4 April saja, Partai Buruh juga akan melakukan aksi lanjutan setiap minggunya menjelang Idul Fitri 1444 H.
“Minggu depannya tanggal 11 April di tempat yang sama (DPR). Lalu tanggal 17 April,” ujarnya.
Kemudian, aksi lanjutannya setelah Ramadan adalah MayDay, dimana saat itu adalah peringatan Hari Buruh Internasional. Aksi akan dipusatkan di depan Istana Negara Jakarta pada tanggal 1 Mei 2023 mendatang.
“1 Mei atau Mayday akan ada 500.000 buruh aksi aksi seluruh Indonesia. Di Jakarta dipusatkan di Istana sekitar 100.000 orang,” jelas Iqbal.
Usai melakukan aksi selama kurang lebih 4 (empat) jam, para demonstran akan bergeser ke Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat untuk melakukan kegiatan peringatan Hari Buruh Internasional.
“Siang harinya akan ke GBK kalau diizinkan, kalau nggak diizinkan akan ke JIS sekitar jam 13.00 atau jam 14.00 WIB. Tuntutannya Tolak Omnibus Law Cipta Kerja,” tegasnya.
Sebelum kegiatan aksi Mayday dilakukan, Partai Buruh bersama dengan serikat buruh dan elemen pekerja lainnya akan melakukan penggalangan kartu petisi yang berisi bahwa 1 juta buruh dan masyarakat menolak omnibus law UU Cipta Kerja itu.
“Kartu-kartu petisi ini dibagikan oleh para kader buruh melalui long march dari Bandung-Jakarta pada tanggal 5 – 12 Mei 2023. Selama jalan kaki, kartu petisi akan dibagikan dan ditandatangani oleh masyarakat dan buruh. Total kita siapkan 1 juta petisi,” ucapnya.
Dari sekian banyak rencana kegiatan aksi tersebut, Said Iqbal menyatakan bahwa puncaknya adalah aksi mogok nasional. Hanya saja, waktu pasti kegiatannya belum bisa diumumkan sekarang.
“Puncaknya adalah mogok nasional 5 juta buruh stop produksi, selama 3 hari di antara bulan Juli-Agustus. Kita masih tentukan waktu karena perlu konsolidasi lebih lanjut,” paparnya.