Namun beberapa hari menjelang pelaksanaan drawing, isu-isu penolakan terhadap kehadiran Timnas Israel bergejolak ke sana ke sini layaknya ayam tanpa kepala.

Seiring dengan hal itu, FIFA kemudian menyatakan bahwa proses pelaksanaan drawing Piala Dunia U-20 di Bali batal sepenuhnya, tanpa alasan yang belum dibeberkan ke muka publik.

PSSI menunggu alasan pasti dari FIFA terkait pembatalan drawing tersebut.

Kemudian pada 24 Maret, Presiden Jokowi bertemu dengan Dubes Palestina, Zuhair Al-Shun dan membahas mengenai keikutsertaan Timnas Israel.

Zuhair Al-Shun pun lantas mempersilahkan Piala Dunia U-20 2023 digelar meski ada Timnas Israel di dalamnya.

Pada Minggu 26 Maret, PSSI mengadakan konferensi pers mengenai dibatalkannya pelaksanaan drawing Piala Dunia U-20 2023, dalam hal ini Arya Sinulingga selaku Komite Eksekutif PSSI menjadi pembicara tunggal.

PSSI pun menyinggung dan mempertanyakan alasan pasti dari FIFA terkait pembatalan tersebut, PSSI kemudian merujuk pada aksi penolakan yang dilakukan Gubernur Bali, Wayan Koster.

PSSI kemudian menilai bahwa penolakan yang dilakukan Gubernur Bali jadi alasan FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023, sebab bagi FIFA, penolakan seorang Gubernur yang wilayahnya dijadikan agenda penting se-level Piala Dunia, sama dengan membatalkan garansi penyelenggaraan yang dikeluarkan pemerintah Prov Bali itu sendiri.

Padahal, sebelumnya Gubernur Bali sudah menandatangani Government Guarante, untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 yang termasuk di dalamnya drawing Piala Dunia U-20.