HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Evita Nursanty mempertanyakan urgensi dari rencana PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melakukan impor Kereta Rel Listrik (KRL) bekas dari Jepang. Menurutnya, Indonesia tidak akan masalah jika tidak melakukan impor gerbong kereta bekas itu.
“Apakah kita chaos kalau kita tidak impor ini barang, apakah kita chaos ? Karena impor pun itu kan sudah lewat,” kata Evie dalam kegiatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT KAI di Komisi VI DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/3) seperti dikutip Holopis.com.
Menurutnya, situasi genting tentang akses perjalanan kereta cenderung temporary, yakni di momentum tahun baru dan hari raya saja.
“Kita kan biasa chaos itu di tahun baru, kita biasanya chaos itu kan di lebaran. Ini kan sudah lewat semua ke-chaos-an kita,” ujarnya.
Sehingga dengan demikian, anggota dewan yang merupakan lulusan S2 Teknik Arsitektur dari Universitas Gadjah Mada tersebut menilai bahwa tak ada urgensinya PT KAI melakukan impor KRL bekas dari Jepang itu.
“Apakah ini suatu urgensi kalau kita tidak impor ini chaos. Nah itu juga menjadi pertanyaan bagi saya pak,” tandasnya.
Bedain kereta komuter sm KAJJ aja ga bisa
— HR. D Bacot (@hrdbacot) March 27, 2023
Mendapati komentar Evita tersebut, influencer sesama lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Titrta Mandira Hudi pun ikut angkat suara. Ia mengritik habis anggota dewan dari Dapil Jawa Tengah III itu.
Menurut Tirta, Evita gagal paham soal membedakan apa itu KRL, Commuter Train, Kereta Jarak Jauh maupun MRT.
“Pejabat pejabat yang belum tau apa-apa soal Bedanya : KRL, commuter train, kreta jarak jauh dan juga MRT, mending dicabut dulu fasilitas mobil dinasnya. Biar mereka merasakan naik KRL. Kalau sekarang mereka teriak-teriak, karena belum pernah merasakan kayanya,” kata Tirta di akun Twitternya @tirta_cipeng.
Ketika Evita menyebut kebutuhan pengadaan gerbong KRL tidak urgent, Tirta menyebutnya berbeda. Menurutnya, situasi penggunaan KRL yang dioperasikan PT KAI cenderung chaos. Bahkan para penumpang cenderung sering berdesak-desakan saat menggunakan moda transportasi umum itu.
“Ya ente mah enak teriak-teriak dari sono, berasa paling ngerti soal KRL, kalau sudah pernah nyoba, oke dah. Jos. Sip. Itu baju rapimu akan jebluk juga setelah dusel-duselan ama pengguna lain. Komentar fafifu tapi ga pernah coba KRL. Terus berasa paling membela warga,” ketusnya.
Kekesalan Tirta itu berlanjut, ia menilai bahwa seorang anggota dewan, Evita tidak paham apa yang menjadi kendala masyarakat selama ini.
“KRL itu salah satu fungsinya memecah kemacetan. Mosok gitu aja ga ngerti ini anggota dewan. Makanya gerbong harus cukup memenuhi demand penumpang , sesegera mungkin. Yang didebatkan anggota dewan ini malah : soal impor barang bekas dan ngebuat penumpang dah dusel-duselan,” tandasnya.
Nitip dok biar mereka pada ngertiiiii ???? pic.twitter.com/iLVJOshQoe
— Arif (@ArifHRN) March 27, 2023
Untuk mendengarkan seperti apa statemen lengkap dari Evita Nursanty tersebut, berikut adalah video live streaming DRP Komisi VI DPR RI dengan PT KAI pada hari Senin (27/3) kemarin ;