HOLOPIS.COM, SAMARINDA – Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Harya Muldianto menyampaikan, bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) bukan menjadi penyebab adanya banjir di kawasan Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
“Permasalahan banjir di Kecamatan Sepaku pada 17 Maret 2023, secara historis sering terjadi sejak sebelum adanya kebijakan pemindahan IKN ke Kaltim,” kata Harya dalam sesi webinar dengan tema “Strategi Pengendalian dan Penanggulangan Banjir di IKN” yang diselenggarakan oleh Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman (Unmul), Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (24/3) seperti dikutip Holopis.com.
Dalam paparannya, persoalan mengapa kawasan di sana menjadi langganan banjir, adalah karena banyaknya hunian masyarakat dan menyempitnya sungai yang menjadi kawasan aliran air, serta minimnya drainase.
“Genangan banjir terjadi pada daerah paparan banjir yang telah dihuni penduduk dan beberapa kawasan di pinggir jalan provinsi, karena terbatasnya kapasitas gorong-gorong, penyempitan saluran, dan tidak adanya saluran drainase yang memadai,” jelasnya.
Harya mengatakan bahwa selain pemukiman penduduk, yang menjadi perhatian penting dari semua pihak para pemangku kebijakan adalah akses jalan nasional, dari Samboja menuju Sepaku yang juga berpotensi terendam banjir.
Menurutnya, persoalan itu harus segera diatasi agar kejadian banjir di sana tidak lagi kerjadi. Jika tidak, maka curah hujan yang tinggi akan selalu menjadi ancaman banjir bagi masyarakat.
“Banjir selalu terjadi berulang di tempat yang sama, karena beberapa kondisi topografi yang bergelombang, adanya bottle neck, serta ada bangunan yang masuk pada badan sungai, serta tingginya sedimentasi akibat pembukaan lahan di hulu,” papar Harya.
Oleh sebab itu, dalam waktu dekat pihaknya akan menjalankan 3 (tiga) program yang menjadi bagian dari dukungan kepada pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Adapun 3 program yang dikerjakan untuk mendukung IKN, yakni pembangunan bendungan Sepaku Semoi, penyediaan air baku melalui intake, dan pengendalian banjir DAS Sanggai,” tandasnya.
Harya memaparkan pula, bahwa untuk sementara ini setidaknya terdapat 6 Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam kawasan IKN, yakni ; DAS Sanggai 891,8 km2, DAS Samboja 550,4 km2, DAS Dondang 563,6 km2, DAS Mahakam 512 km2, DAS Wain 30,4 km2, dan DAS Riko 13,2 km2.