Sabtu, 21 September 2024
Sabtu, 21 September 2024

Penyebab dan Gejala Keloid, Simak Cara Mengatasinya

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Beberapa orang mungkin memiliki bekas luka yang abnormal atau dikenal dengan keloid. Normalnya, bekas luka akan memudar dan menghilang seiring berjalannya waktu, namun keloid cenderung tumbuh dan menutupi bekas luka kemudian melebar serta menonjol pada kulit. 

Umumnya keloid dapat muncul tanpa gejala, namun dalam beberapa kasus bisa disertai gatal atau nyeri. Kemunculannya dianggap mengganggu sebagian orang serta membuat rasa kurang percaya diri, simak penjelasan berikut ini guna mengetahui cara menghilangkan keloid, seperti yang dikutip Holopis.com pada situs resmi Siloam Hospital, Kamis (23/3).

Apa itu Keloid ?

Keloid merupakan bekas luka menonjol dan mengeras, serta dapat berkembang lebih besar dari pada ukuran luka sebelumnya. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua bekas luka dapat menimbulkan keloid, hanya kondisi kulit beberapa orang yang memiliki kulit sensitif sehingga mudah terkena keloid.

Munculnya keloid selain disebabkan oleh luka cedera, jerawat parah, pembuatan tato, tindik, cacar air, hingga luka bekas operasi juga menjadi pemicu timbulnya keloid.

Bahayakah Keloid ?

Area kulit sensitif atau tipis seperti bahu, pipi, dada, dan telinga biasanya menjadi tempat tumbuhnya keloid. Tak menutup kemungkinan, keloid dapat tumbuh pada bagian tubuh lainnya. Kemunculannya sendiri tidak membahayakan, namun dapat membesar secara perlahan dalam beberapa bulan atau tahun yang kerap mengganggu penampilan dan membuat tak percaya diri.

Penyebab Keloid

Belum diketahui pasti penyebab munculnya keloid, namun ada dugaan bahwa keloid merupakan bagian dari proses penyembuhan sel kulit setelah cedera dengan membentuk jaringan parut. Pada kasus keloid jaringan parut tersebut terus tumbuh walaupun luka sebelumnya telah sembuh, berikut beberapa cedera atau luka yang dapat menimbulkan keloid : 

1. Luka bakar

2. Luka gores

3. Luka bekas jerawat

4. Luka cacar air

5. Luka piercing (tindik telinga)

6. Luka suntikan vaksin

7. Luka sayatan operasi

Adapun faktor lain yang dapat meningkatkan resiko seseorang terkena keloid, yaitu memiliki riwayat keluarga yang juga menderita keloid atau karena berusia 10 sampai 30 tahun yang rentan terhadap pertumbuhan keloid.

Gejala Keloid

Meski gejala munculnya keloid akan berbeda-beda pada setiap orang, dan dapat terlihat langsung pada lokasi kulit yang cedera. Ada beberapa gejala umum timbulnya keloid pada seseorang : 

1. Adanya Bekas Luka

Bekas luka yang sebelumnya berwarna merah muda, merah, atau ungu akan menggelap seiring berjalannya waktu.

2. Muncul dan Tumbuh Perlahan

Dimulai dari ukuran kecil, keloid akan terus bertumbuh seiring berjalannya waktu secara perlahan.

3. Tekstur Berbeda dengan Kulit Sekitar

Tumbuhnya keloid membuat permukaan kulit tersebut berbeda dengan kulit di sekitarnya, keloid dapat tumbuh lembut saat sentuh namun juga dapat terasa keras dan kenyal.

4. Gatal dan Nyeri pada Bekas Luka

Terkadang gejala ini akan muncul saat keloid baru saja bertumbuh, namun akan menghilang ketika pertumbuhan keloid berhenti.

Tips Mengobati Keloid

Keloid mungkin tidak berbahaya, namun dapat membuat seseorang kurang percaya diri dan diangganggap dapat mengganggu penampilan, berikut beberapa cara mengobati keloid : 

1. Operasi Keloid

Bila ukuran keloid sudah cukup besar, biasanya dokter akan menyarankan untuk operasi pengangkatan. Perawatan ini akan memotong bekas jaringan parut, namun keloid tetap dapat tumbuh kembali. Sehingga, dokter akan menyarankan agar disuntikan dengan kortikosteroid atau krioterapi, guna menghambat keloid dapat tumbuh kembali.

2. Suntikan Kortikosteroid

Seperti dijelaskan sebelumnya, suntikan ini dapat menyusutkan keloid. Suntikan ini diberikan setiap 3 sampai 4 minggu sekali. Meski dapat menyusutkan bekas luka dengan beberapa kali suntikan, kondisi ini akan berpotensi keloid kembali muncul dalam waktu lima tahun.

3. Perawatan Laser

Hal ini berguna untuk mengurangi tonjolan dan memudarkan bekas keloid pada kulit. Biasanya perawatan laser akan disarankan bersamaan dengan suntikan dan pressure treatment, namun perawatan ini lebih berisiko menimbulkan efek samping seperti iritasi atau kemerahan pada kulit.

4. Pressure Treatment

Perawatan ini dilakukan dengan menekan area keloid menggunakan alat khusus, guna mengurangi aliran darah serta menghentikan jaringan parut tumbuh kembali. Perawatan ini mungkin akan sangat menekan pertumbuhan keloid di kemudian hari, namun dapat selama proses membuat pasien tidak nyaman dan terasa nyeri.

5. Cryotherapy

Jenis pengobatan ini dinilai menjadi cara paling efektif menghilangkan keloid, perawatan ini dilakukan dengan membekukan bekas jaringan parut dari dalam ke luar menggunakan nitrogen cair. Adapun, tingkat keberhasilan cryotherapy lebih tinggi pada ukuran keloid yang kecil.

6. Ligature

Perawatan ini dapat direkomendasikan tenaga medis, ketika kondisi keloid cukup tebal. Ligature dilakukan dengan cara mengikat keloid menggunakan benang bedah, benang tersebut akan memotong keloid secara bertahap dan menyebabkan kerontokan. Adapun benang tersebut akan diperbarui setiap 2 sampai 3 minggu sekali hingga keloid memudar.

7. Lembaran Silikon dan Gel

Jenis perawatan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan pressure treatment yang telah dijelaskan sebelumnya, guna mengecilkan ukuran keloid.

Apa itu keloid, penyebab, gejala, serta cara menghilangkannya telah kami jabarkan sebelumnya. Kunjungilah tenaga ahli medis, dokter jika keloid dianggap sudah terlalu mengganggu dan membuat tidak percaya diri, agar keloid segera mendapat penanganan tepat.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Jagal di Gunungkidul Diminta Tak Sembelih Hewan Ruminansia dan Cegah Penyakit Ternak Zoonasis

Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul melakukan sosialisasi dan edukasi larangan penyembelihan hewan ruminansia dan bahaya penyakit binatang ternak zoonosis.

Waspada! Mpox di Afrika Sudah Tak Terkendali

HOLOPIS.COM - Angka kasus cacar monyet (monkey pox/Mpox) di...

Monkey Pox Ditularkan oleh Homo Seksual

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membenarkan...
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru