HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hakim Pengadilan Tinggi Agama Maluku Utara dan Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag RI, Asadurrahman menjelaskan bagaimana ilustrasi posisi bulan dan matahari untuk menentukan hilal.

Hal tersebut dijelaskan, sebelum diumumkan bahwa 1 Ramadan ditetapkan pada hari Kamis (23/3) saat konferensi pers sidang isbat.

Dijelaskan bahwa hilal mulai diperhatikan sejak pukul 18.02 WIB, selama kurang lebih 30 menit hingga 18.35 WIB (22/3) lalu.

“Hilal akan diamati selama 35 menit, sebelum pukul 18.38. Itupun 30 menit bukan diliat terus. Bisa ditutup awan bisa tidak,” kata Asadurrahman dalam rangkaian Sidang Isbat, kepada Holopis.com, (22/3).

Dalam pemaparannya, tertera bahwa ilustrasi posisi bulan di DKI Jakarta diterima dari Planetarium dan Observatorium Jakarta.

Asadurrahman pun menjelaskan angka-angka dari tinggi hilal di seluruh indonesia untuk benar-benar memastikan awal mula masyarakat Indonesia memulai ibadah puasa.

“Tinggi hilal di seluruh Indonesia antara 6° 42′ 00″ sampai 8° 45’00” dan elongasi antara 7°55’48” sampai 9° 32′ 24″,” lanjutnya.

Sidang isbat dipimpin secara langsung oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Selain itu, Direktur Urais dan Binsyar  melaporkan hasil pemantauan hilal (rukyatul hilal) yang dilakukan pada 124 titik lokasi di seluruh Indonesia.

Seperti diberitakan sebelumnya, 1 Ramadan 1444 Hijriah jatuh pada hari Kamis 23 Maret 2023 Masehi. Kementrian Agama berharap agar momentum Ramadan menjadi pemersatu masyarakat muslim di Indonesia.