Sabtu, 21 September 2024
Sabtu, 21 September 2024

Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Salah satu keistimewaan bulan suci Ramadan adalah adanya kesunnahan melakukan shalat tarawih. Sebab, fadhilah atau manfaat shalat sunnah yang satu ini hanya bisa didapatkan saat bulan Ramadan.

Bahkan Rasulullah SAW bersabda, barang siapa yang melakukan shalat pada bulan Ramadan dengan keimaman dan keikhlasan, maka semua dosa-dosa yang pernah dibuat akan diampuni oleh Allah SWT.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (متفق عليه)

Seperti dikutip dari NU Online, para ulama baik dari Imam An Nawawi di dalam Syarah Muslim menyebutkan, bahwa maksud shalat di dalam hadist tersebut adalah shalat tarawih.

Sobat Holopis yang dirahmati Allah SWT, bahwa shalat tarawih memiliki waktu yang khusus untuk dikerjakan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia di momentum bulan suci Ramadan. Yakni usai shalat isya dan sebelum shalat witir hingga menjelang fajar shodiq alias menjelang adzan Subuh.

Hukum shalat Tarawih adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang dianjurkan. Jika dikerjakan mendapatkan pahala, jika tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa.

Jumlah Rakaat

Ada beberapa perbedaan pemahaman dan keyakinan di dalam persoalan jumlah rakaat shalat Tarawih. Ada yang menggunakan 20 rakaat dengan 10 salam, dan ada yang menggunakan 11 rakaat yakni 8 rakaat Tarawih dan 3 rakaat witir. Mayoritas pengikut Imam Syafi’i, khususnya kaum Nahdliyyin di Indonesia lebih memilih mengikuti dasar yang 20 rakaat.

Perbedaan ini pun tidak hanya sekadar dijalankan, melainkan memiliki masing-masing dasarnya. Untuk yang menjalankan 20 rakaat mengikuti dalil dari hadist riwayat Al Baihaqi dari Ibnu Abbas ;

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فِي غَيْرِ جَمَاعَةٍ عِشْرِينَ رَكْعَةً وَالْوِتْرَ

“Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat di bulan Ramadan tanpa berjamaah sebanyak dua puluh rakaat dan shalat witir”.

Sementara untuk yang mengerjakan 11 rakaat, dasar hukumnya adalah ;

ما كان رسول الله يزيد في رمضان ولا في غيره على إحدى عشرة ركعة

Aisyah ra menjawab: “Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah shalat malam melebihi 11 rakaat baik pada bulan ramadhan maupun pada bulan lainnya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Juga hadits dalam riwayat Ibnu Khuzaimah:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ ثَمَانِ رَكَعَاتٍ وَالْوِتْرَ، فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْقَابِلَةِ اجْتَمَعْنَا فِي الْمَسْجِدِ وَرَجَوْنَا أَنْ يَخْرُجَ إِلَيْنَا، فَلَمْ نَزَلْ فِي الْمَسْجِدِ حَتَّى أَصْبَحْنَا

Dari Jabir bin Abdillah RA berkata: “Rasulullah saw pernah shalat bersama kami di bulan Ramadhan 8 rakaat dan witir, lalu ketika malam-malam berikutnya kami sudah berkumpul di masjid dan ternyata Rasulullah saw tidak keluar hingga subuh…” (HR. Ibnu Khuzaimah).

Urutan shalat Tarawih

Menjalankan ibadah shalat tarawih sebetulnya tidak ada perbedaan khusus dengan shalat-shalat lainnya. Mulai takbiratul ikhram, membaca doa iftitah, membaca ta’wudz, membaca surat Al Fatihah, membaca surat-surat pendek, kemudian ruku, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, lalu sujud lagi hingga salam. Hanya saja, shalat dikerjakan setiap dua rakaat dan satu kali salam.

Niat shalat Tarawih

أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

“Saya niat shalat Tarawih dua rakayaat menghadap kiblat, menjadi makmum karena Allah ta’alaa”.

Niat shalat Witir

اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًاِللهِ تَعَالَى

Ushallii sunnatal witri rok ‘atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman / imaman) lillaahi ta’alaa

Artinya: Saya niat sholat witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi makmum karena Allah ta’alaa

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Kumpulan Doa Pilihan di 28 Ramadan 1445 H

Jika merujuk pada perhitungan Ramadan 1445 H versi pemerintah Indonesia, maka hari ini Senin 8 April 2024 adalah Ramadan ke 28. Artinya, malam nanti adalah malam ganjil terakhir dalam bulan suci Ramadan tahun ini.

Quraish Shihab Jelaskan Lailatul Qadr Akan Datangi Mereka yang Siap Saja

Quraish Shihab memberikan penjelasan bahwa malam lailatur qadr ternyata bukan untuk setiap orang, sekalipun ia adalah muslim yang sedang atau tidak dalam keadaan berpuasa Ramadan.

Cara Tentukan 1 Syawal 1445 Hijriyah Harus Lihat Hilal

Proses penentuan ini tidak semata bergantung pada kalkulasi matematis, tetapi juga mengikuti teori falakiyah (astronomi Islam) serta dasar-dasar yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru