Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Seraong itu pun berharap, pemerintah pusat bisa kembali membangkitkan Lembaga Pembinaan Kebudayaan Kutai (LPKK).

Keberadaan Lembaga yang vakum sejak 2008 lalu ini, dinilai mampu mengkordinir ribuan seniman dan budayawan yang tergabung dalam kelompok, geruk, paguyuban, dan sanggar untuk berkarya bersama.

“Lembaga ini (LPKK) dulunya menjadi pilot project. Jika ada orang yang hendak belajar kebudayaan Kutai, maka direkomendasikan untuk datang ke lembaga ini,” tukas Misra.

Di masa mendatang, Ia ingin Kabupaten Kukar bisa memiliki banyak festival kebudayaan, layaknya Bali. Sehingga, banyak wisatawan maupun turis asing yang bertandang ke Kukar.

Jika Kukar dikenal dengan kebudayaannya, maka wisatawan akan banyak yang datang. Kehidupan seniman bisa lebih maju dan pemerintah bisa meraup pendapatan,” jelasnya

Sebagai Tokoh Pemerhati Budaya Kutai, Misra mengungkapkan, bahwa sebelumnya ia pernah mengusulkan agar bahasa Kutai digunakan di sejumlah fasilitas layanan publik.

“Bahasa Kutai bisa digunakan untuk memberi tahukan informasi kedatangan dan keberangkatan pesawat di bandara APT Pranoto, Samarinda Kaltim, seperti contohnya penggunaan bahasa Jawa di Bandara YAI Kulonprogo DIY.

Beberapa waktu lalu, Angkasa Pura ll telah menyetujui, tinggal menunggu tanggal dan bulan launching resmi bersama Gubernur Kaltim, Isran Noor,” pungkasnya.