HOLOPIS.COM, JAKARTA – Publik sedang dihebohkan dengan adanya aksi penyerangan terhadap Gus Fuad Plered. Hal ini karena statemen dalam sebuah video yang disampaikan oleh ulama Yogyakarta bernama lengkap KH. Muhammad Fuad Riyadi.
Di dalam video berdurasi 8 menit 12 detik itu, Gus Fuad menyampaikan perspektifnya terkait dengan memilih guru yang benar untuk belajar agama, serta memberikan pemahaman bahwa orang-orang yang memiliki garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW bukan serta merta menjadi orang yang otomatis menjadi ulama dan harus dijadikan sebagai panutan.
Pertama-tama, Gus Fuad memberikan penjelasan bahwa memilih guru yang benar adalah kunci keselamatan seorang muslimin.
“Dalam keadaan seperti ini, itu ya mari kita belajarnya kepada kiai-kiai kita, ulama-ulama kita yang sudah turun-temurun,” kata Gus Fuad dalam video yang dilihat Holopis.com, Selasa (21/3).
Lalu, ia memberikan contoh kepada masyarakat di Kalimantan Selatan (Kalsel), agar lebih mengedepankan belajar ilmu agama kepada lembaga pendidikan yang menjadi warisan Muhammad Zaini Abdul Ghani alias Guru Sekumpul, atau keturunan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.
“Orang Kalsel itu wajib belajarnya kepada ulama-ulama, dzuryiyahnya Syekh Arsyad al-Banjari atau santri-santrinya Guru Sekumpul. Itu lho kalau mau aman. Dan itu sudah terbukti berabad-abad, bahkan pusat kewalian dunia sekarang ada di Kalimantan Selatan, sekarang ada di Martapura, ada di Sekumpul,” ujarnya.
Pemaparannya ini dijelaskan agar masyarakat Indonesia khususnya umat Islam tidak salah memilih guru agama dan menjadi liar tidak sesuai dengan syariat dan ajaran Rasulullah Muhammad SAW.
“Makanya berkali-kali saya tegas menyampaikan, itu bukan karena (maksud) apa-apa, karena kita itu berkewajiban menjaga umatnya Rasulullah,” tuturnya.
Ia menilai bahwa pewaris para nabi adalah Ulama. Lantas siapa yang disebut ulama, yakni orang-orang yang mengamalkan akhlak-akhlak Rasulullah SAW. Sekalipun seorang keturunan Rasulullah, jika tidak mengamalkannya maka dia tidak sesuai dengan kategori ulama tersebut.
“Karena mereka berakhlak mulia seperti Rasulullah, mereka lah yang mengamankan bumi. Bukan asal bawa darahnya aja,” tandasnya.
Lalu, pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Fatihah, Plered, Bantul, Yogyakarta itu menyatakan bahwa statemen itu bukan bertujuan untuk memberikan stigma negatif kepada label habib kepada para keturunan Rasulullah SAW. Akan tetapi sebagai peringatan bahwa keturunan Rasulullah tidak serta merta menjadi jaminan sebagai contoh yang baik bagi umat Islam.