HOLOPIS.COM, KUKAR – Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kutai Kartanegara (Kukar), Yamin Hadi Firmadi menegaskan, bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus menyiapkan sumber daya manusia (SDM), guna menyongsong pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Dia pun meminta kepada para kader milenial untuk turut serta berkontribusi dalam pembangunan IKN yang akan berdiri di Kabupaten Kukar, Kalimantan Timur (Kaltim) tersebut.

“Selaku pimpinan Muhammadiyah di Kukar selalu mengingatkan bahwa pembangunan IKN membutuhkan tenaga dan pemikiran kaum milenial,” kata Yamin dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (15/3).

Untuk mendukung hal tersebut, Yamin mengatakan pihaknya saat ini gencar mensosialisasikan serta memperkuat ideologi kebangsaan dan keislaman para kader milenial, guna mendorong peran milenial dalam pembangunan IKN Nusantara.

Terkait dengan pembangunan IKN sendiri, Muhammadiyah menilai progres pembangunan IKN di Tanah Borneo itu sudah mulai berdampak pada ekonomi masyarakat, dimana peluang ekonomi secara global maupun UMKM sangat terbuka lebar.

“Pembangunan infrastruktur di wilayah sekitar IKN juga sudah mulai dirasakan manfaatnya,” tuturnya.

Yamin menegaskan, organisasi masyarakat (ormas) besutan KH. Ahmad Dahlan itu mendukung penuh pembangunan IKN Nusantara. Bahkan ia menekankan, Muhammadiyah siap bersinergi dengan ormas lain untuk bersama-sama mencegah dampak sosial yang akan terjadi.

Lebih lanjut, Yamin mengatakan peran Muhammadiyah terus dioptimalkan dalam mengembangkan diri agar dapat memberikan kontribusi peningkatan mutu dan kualitas pendidikan kepada masyarakat.

“Di Kalimantan Timur, Muhammadiyah, bahkan telah mendirikan kampus atau perguruan tinggi, serta rumah sakit untuk memenuhi pelayanan kesehatan,” tukas dia.

Sebagaimana diketahui, kepindahan dan pembangunan IKN di Kaltim karena pertimbangan beberapa faktor kondisi di DKI Jakarta yang sudah kurang memiliki daya dukung sebagai Ibu Kota Negara di masa depan.

Salah satu faktor yang dapat dilihat yakni terkait kepadatan penduduknya, kemudian ketersediaan air bersih yang tidak memadai, dan kontribusi ekonomi DKI Jakarta yang mendominasi.

Tak hanya itu, pemerataan pembangunan di luar Jawa juga menjadi pertimbangan pembangunan IKN Nusantara di Kaltim.

Meski demikian, Yamin berpesan dan mengingatkan kepada Badan Otorita IKN untuk tidak melupakan potensi lokal di Kaltim dalam hal pembangunan IKN Nusantara, sehingga tidak timbul kesenjangan sosial serta ekonomi.

Dia juga mengingatkan, pemberdayaan warga lokal juga perlu dilakukan, agar tidak tertinggal dalam mengikuti perubahan yang terjadi selama pembangunan ibu kota di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

“Terpenting dalam pemindahan IKN, budaya lokal harus tetap dijaga,” pungkasnya.