HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memberikan peringatan keras kepada para jajaranya di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), khususnya yang berada di lingkungan DIrektorat Jenderal Pajak (DJP).

Peringatan keras itu dikeluarkan Sri Mulyani, menyusul kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo, anak mantan pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo yang menjadi sorotan.

Sejak kasus tersebut mencuat ke publik, harta kekayaan dan gaya hidup para pejabat pajak pun menjadi sorotan publik. Satu per satu gaya hidup mewah alias hedon para pejabat pajak pun terbuka.

Beragam masalah tersebut merupakan masalah serius. Pasalnya, kepercayaan publik terhadap DJP selaku institusi yang bertugas mengelola uang pajak semakin terkikis. Bahkan kini, muncul sejumlah seruan kepada masyarakat untuk tidak membayar pajak.

Menanggapi beragam masalah tersebut, Sri Mulyani tentu tak tinggal diam. Pimpinan tertinggi di Kemenkeu itu memberikan sederet peringatan keras kepada para pegawai Kemenkeu, terkhususnya para pegawai pajak. Berikut ini daftarnya :

Dilarang Mewah-mewahan

Sri Mulyani mengungkapkan, bahwa dirinya dengan tegas telah meminta seluruh jajaranya agar lebih banyak memahami azas kepatutan dan kepantasan. Menurutnya, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dipengaruhi oleh tingkah laku para pejabatnya.

Oleh karena itu, dia mengingatkan jajaranya untuk tidak memamerkan kemewahan. Sebab saat pejabat memamerkan kekayaannya, bukan kebanggaan yang akan timbul, melainkan kemarahan masyarakat yang justru akan timbul.

“Kalau Anda kelihatan mewah, bukannya Anda kelihatan keren malah rakyat akan marah dan Anda juga dalam posisi defensif,” tutur Sri Mulyani dalam suatu diskusi yang dikutip Holopis.com, Rabu (1/3).

Dilarang Pamer Moge

Terungkap, ternyata ada satu komuitas atau klub motor gede (moge) yang anggotanya mayoritas adalah para karyawan di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu. Klub moge bernama Belasting Rijder itu cukup aktif melakukan kegiatan-kegiatan, salah satunya konvoi mengendarai moge.

Paska gaya hidup para pegawai mengendarai moge tersebut disorot oleh publik. Sri Mulyani langsung melakukan langkah tegas dengan meminta klub moge di lingkungan DJP itu untuk dibubarkan.

Sri Mulyani mengaku memahami pegawainya juga butuh pelampiasan hobi hanya saja memamerkan penggunaan barang mewah macam moge ke publik dianggap kurang pantas.

Bahkan, meskipun moge-moge yang dibeli oleh pegawai pajak didapatkan dengan uang halal dan hasil kerja keras sendiri, namun ada baiknya jangan dipamerkan. Malah dia mengimbau lebih baik kalau ingin rileks dan menghibur diri tak perlu naik moge.

Lebih baik mencari hal-hal yang lebih sehat, misalnya jalan santai di Senayan seperti yang sering dia lakukan.

“Jadi meskipun kalau dapat dari uang halal dari gaji kamu kalau mau rileks sekarang nggak usah naik moge. Jalan-jalan kaki saja sama saya muter Senayan atau makan bubur ayam itu juga sehat,” ungkap Sri Mulyani.

Terbuka Soal Harta

Sri Mulyani juga meminta para pegawai Kemenkeu selaku pejabat publik untuk tetap buka-bukaan soal hartanya. Sebagai pejabat publik menurutnya keterbukaan menjadi kewajiban.

Dia menyoroti tidak terbukanya pelaporan harta Rafael Alin Trisambodo. Menurutnya, saking tidak terbukanya masyarakat sampai merasa ganjal dengan laporan harta Rafael apalagi kalau dibandingkan dengan gaya hidupnya yang kini banyak terekspos di media sosial.

“Terhadap yang bersangkutan yang masyarakat sudah mengatakan ini kayaknya doesn’t make sense, logis kita juga tahu itu ngga make sense,” ujar Sri Mulyani.

Sejauh ini setelah status jabatannya di Ditjen Pajak dicabut, Rafael sendiri sudah mulai pemeriksaan internal dari Kementerian Keuangan. Sri Mulyani bilang sebagai aparatur sipil negara ada hal-hal berkaitan hukum yang mesti dilakukan, salah satunya adalah pemeriksaan mendalam yang bakal dilakukan oleh Rafael.

Sri Mulyani juga mengomentari sorotan masyarakat soal besarnya harta Dirjen Pajak Suryo Utomo yang besar. Menurutnya dia sudah menanyakan mengapa harta Suryo mengalami kenaikan yang besar. Katanya, hal itu terjadi secara alami karena kenaikan harga tanah, bukan karena ada indikasi korupsi.

“Nggak selalu dia itu salah secara faktual, termasuk LHKPN pajak, saya tanya ama pak Suryo kenaikannya karena apa? Kenaikan karena harga tanah, harga itu, tiba-tiba dianggapnya korupsi,” ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengaku sampai blak-blakan bertanya ke Suryo Utomo dari mana hartanya didapatkan. Dia pun yakin, harta Suryo didapatkan secara benar dan meminta Suryo buka-bukaan kepada masyarakat.

“Saya tanyakan sumber pendapatan dari mana saja, sampaikan. Saya tanya Dirjen Pajak, kamu yakin kamu bener? Yakin Bu. Saya yakin kamu bener. Sampaikan ke publik,” kata Sri Mulyani.