HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengamat Itelijen dan Terorisme, Stanislaus Riyanta angkat bicara terkait kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, pada Kamis (24/2) kemarin.

Menurutnya, kerusuhan yang diduga dipicu oleh beredarnya hoaks atau kabar bohong itu harus ditanggapi dengan tidak banyak berspekulasi berlebihan, dan menyerahkan pengamanan pascakerusuhan kepada aparat keamanan.

“Sekarang ini kan muncul spekulasi2 kan, kelompok memberikan pernyataan ini, kelompok itu memberikan pernyataan itu. Nah ini sebenarnya yang harus dihindari,” kata Stanis kepada Holopis.com melalui sambungan telepon, Jumat (24/2).

“Saat ini yang paling penting sebenarnya serahkan pengamanan kepada aparat keamana, jadi semua pihak menahan diri dulu,” sambungnya.

Dia mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak memberikan komentar yang sifatnya tendensius. Sebab menurutnya, hal tersebut justru memperkeruh suasana.

“Karena ini susasananya sedang ada distrust ya, orang saling curiga sehingga mengakibatbatkan kekerasan. Jadi yang paling penting menahan diri dulu semuanya dan menyerahkan pengamanan kepada aparat keamanan,” pungkasnya.

Diberitakan Holopis.com sebelumnya, terjadi peristiwa kerusuhan di Kampung Sapalek, Distrik Wamena, Papua Pegunungan, pada Kamis kemarin.

Diduga, penyebab kerusuhan tersebut terjadi karena beredarnya hoaks tentang adanya penculikan anak di bawah umur, yang ditambah dengan provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Setidaknya, sebanyak 10 orang tewas dalam peristiwa tersebut, serta 41 orang termasuk 18 aparat keamanan mengalami luka-luka. Tak hanya itu, sebanyak 15 bangunan pun ikut hangus terbakar dalam peristiwa tersebut.