HOLOPIS.COM, JAKARTA – Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) akan memberikan edukasi kepada suporter sepakbola di kalangan anak muda, khususnya siswa SMA se-Jakarta melalui turnamen futsal.
Adapun turnamen futsal bertajuk UTA’45 Cup tersebut telah resmi dibuka pada Kamis (23/2), dan berlangsung di kampus merah putih Sunter, Jakarta Utara.
Ketua umum PSTI, Ignatius Indro mengatakan, program yang gelarnya bersama Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta dan perusahaan bola asal Korea, Ssaka itu merupakan langkah nyata untuk membentuk suporter yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan.
“Ya ini adalah bentuk dukungan kami untuk membuat suporter Indonesia yang beradap dan menjauhkan kekerasan atas nama rivalitas sepak bola,” kata Indro dalam keterangan tertulisnya yang diterima Holopis.com, Kamis (23/2).
Hal itu, kata Indro, juga sejalan dengan komitmen Ketua PSSI, Erick Thohir yang memiliki program yang senada dengan pihaknya dan juga dalam rangka mengimplementasikan Undang-undang (UU) Keolahragaan Nasional.
Indro menyatakan, edukasi seperti ini juga akan dilakukan di beberapa tempat agar memperluas dampak positif yang ditimbulkan dengan melibatkan semua elemen sepak bola, termasuk pihak pemerintah maupun PSSI.
“Kami mengajak semua stakeholder sepak bola termasuk menpora atau PSSI dan juga perusahaan-perusahaan yang selama ini ambil keuntungan dari sepak bola melakukan hal kongkrit ke seluruh suporter hingga ke akar rumput, agar mendapat edukasi,” Ujar Indro.
Sementara itu, Sekjen PSTI, Abe Tanditasik menjelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan pihaknya dalam program ini adalah mengajak suporter usia sekolah untuk berdiskusi langsung tentang pentingnya kemanusiaan dalam sepak bola.
“Dalam turnamen ini kami memberi hadiah untuk suporter terbaik yang memberikan dukungan kepada sekolahnya. Dan kami juga berdiskusi dengan anak-anak muda ini tentang pentingnya kemanusiaan untuk menjawab rivalitas dalam sepak bola,” tanggap Abe.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Dewan Pembina Yayasan UTA’45 Jakarta, Rudyono Darsono dalam sambutannya meminta para peserta turnamen untuk menjaga sportifitas.
“Kita semua harus menjaga sportifitas, jadi bagi para suporter harus siap untuk menang dan siap untuk kalah. Jangan ada keributan di turnamen ini, karena kita semua adalah saudara,” ungkap Rudy.
“Anak-anak muda memiliki semangat dan juga tenaga yang besar, harus mendapat saluran yang tepat dan positif seperti turnamen seperti ini, jangan dibiarkan tenaga itu mendapat saluran yang keliru,” tambah Rudy.
Turnamen ini sendiri mengundang antusiasme sekolah-sekolah di Jakarta. Sebanyak 32 tim ikut bertanding dengan sistem grup dan berlangsung hingga 15 Maret 2023 mendatang.