HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jelang Pemilu (Pemilihan Umum) 2024 masyarakat harus memiliki literasi digital, karena menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan hal tersebut merupakan kunci untuk terhindar dari informasi hoaks atau disinformasi.
“Jadi apapun namanya ada hoaks, ada ujaran kebencian, dia bisa menelaah oh ini tidak perlu ditanggapi, oh ini adalah hoaks. Jadi imunitasnya yang kita bangun lewat literasi ini,” kata Samuel dalam keterangan yang dikutip Holopis.com, Jumat (24/2).
Samuel menambahkan, masyarakat tidak akan percaya begitu saja dengan informasi yang belum jelas kebenarannya. Jika, mereka sudah dibekali dengan literasi digital yang cukup.
Kemampuan literasi digital yang cukup, bisa membantu masyarakat memilih mana informasi yang benar dan mana informasi hoaks. Sehingga, informasi hoaks yang ada tidak lagi disebar luaskan dan tidak membuat kegaduhan di tengah masyarakat.
Apalagi masuk tahun politik, literasi digital akan menjadi senjata yang ampuh untuk melawan informasi hoaks. Disamping itu, Samuel menegaskan upaya pemblokiran konten hoaks juga tetap harus dilakukan.
“Kalau kita bekali masyarakat dengan pengetahuan, masyarakat bisa menangkal hoaks itu sendiri. Itu yang kita harapkan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) punya AI bernama AIS (Automatic Identification System) yang dipakai untuk menjaring disinformasi yang beredar di ruang digital, termasuk disinformasi politik.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong mengatakan, masyarakat harus waspada pada disinformasi yang beredar di platform digital. Apalagi, jelang Pemilu 2024 (Pemilihan Umum).