HOLOPIS.COM, KALTIM – Presiden Jokowi mengungkapkan banyak uang di masyarakat yang tidak beredar di pasaran, terlebih di tahun 2022 yang lalu dengan angka mencapai Rp 690 triliun.

Dengan angka sebesar itu, Jokowi pun menyayangkan ketika hal tersebut mempengaruhi roda perekonomian di Indonesia yang menjadi mandek karena minimnya perputaran uang masyarakat.

“Di tahun 2022 itu ada angka Rp690 triliun dana masyarakat yang ditahan dan tidak dibelanjakan, artinya masyarakat ngerem, tidak ingin belanja, tidak ingin datang ke restoran, tidak ingin datang ke pasar, tidak ingin datang ke mal, tidak ingin datang ke toko, belanja, tidak, lebih baik disimpan di bank,” kata Jokowi saat Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) seperti dikutip Holopis.com, Kamis (23/2).

Mantan Wali Kota Solo itu kemudian ngotot agar masyarakat mulai membelanjankan uangnya sebanyak mungkin dengan dalih menggerakan perekonomian negara.

“Ini tidak boleh. Kita harus mendorong masyarakat agar belanja itu bisa sebanyak-banyaknya, untuk men-trigger pertumbuhan ekonomi kita,” tegasnya.

Dengan kegiatan berbelanja masyarakat itu, Jokowi kemudian mentargetkan di tahun 2024 angka konsumsi rumah tangga bisa muncul di angka 5,4 persen.

“Kalau ini terjadi, pertumbuhan ekonomi otomatis akan juga ikut naik. Oleh sebab itu, hal-hal yang berkaitan dengan spending, belanja masyarakat itu jangan sampai ada yang menahan-nahan,” klaimnya.